Hikmah Bau Mulut Orang Puasa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist di atas, ternyata bau mulutnya orang yang berpuasa itu jauh lebih harum di sisi Allah SWT dan di akhirat nanti bau mulut tersebut akan dibalas dengan bau minyak misk yang begitu harum dan wangi. Ternyata ada dua alasan mengapa bau mulut orang yang lagi berpuasa bisa dibalas dengan bau yang lebih wangi dan harum daripada minyak misk.
Amalan berpuasa adalah sebuah rahasia antara hamba dengan Allah SWT.
Termasuk ketika menjalankan ibadah puasa, maka akan ada manfaat yang dapat kita peroleh. “Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah, Allah berfirman, “Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia tinggalkan makan dan minumnya karena Aku.
Puasa yang dilaksanakan dari subuh hingga adzan magrib berkumandang tentu bukan hal mudah jika kita tidak terbiasa menahan diri. Ketika berpuasa kita tidak banyak untuk membeli makanan atau minuman, dan menahan diri dari segala hal duniawi.
Bahkan, para pakar kesehatan banyak merekomendasikan orang-orang yang sedang mengalami penyakit tertentu untuk melakukan puasa. Jika dilakukan terus menerus maka hal ini akan menambah keistiqomah kita dalam beribadah dan juga melaksanakan perintah-perintah Allah lainnya. Untuk ibadah puasa akan membuat kita semakin bermakna dan nikmat menjadi ummat Rasulullah SAW.
Artinya, “Demi Zat yang berkuasa atas nyawaku, sungguhbau mulut orang puasa itu lebih wangi menurut Allah daripada bau misik.”. Memaknai hadits ini harus berdasarkan makna majaz (bukan arti yang sebenarnya).
Karena disebutkan bahwa bau mulut orang berpuasa lebih wangi daripada bau minyak misik, maka orang mengira bahwa yang menjadi patokan adalah bau mulutnya sehingga orang tersebut merasa tak perlu membersihkan mulutnya ketika berpuasa. Mereka menganggap semakin berbau mulut, maka akan semakin wangi seperti misik menurut Allah SWT.Ada beberapa hal yang perlu kita diperhatikan ketika membaca hadits ini.
Salah satunya adalah hadits ini.Berikut beberapa hal yang diharus diperhatikan ketika membaca hadits ini., bahwa yang dimaksud wangi menurut Allah bukan berarti wangi berdasarkan penciuman Allah. Padahal Allah tidak seperti makhluk-Nya,Maka yang dimaksudadalah pahalanya lebih banyak menurut Allah daripada pahala orang yang memakai minyak misik pada shalat Jumat atau shalat Idul Fitri dan Idul Adha.Hal ini juga disebutkan oleh Al-Bujairimi dalamterkait makna hadits ini.Artinya, “Yang dimaksud dalam qaul ‘lebih wangi menurut Allah’ adalah lebih wangi daripada bau minyak misik yang diperintahkan untuk memakainya ketika hari Jumat dan dua shalat Id, atau maksudnya adalah pahalanya lebih banyak daripada pahala menggunakan minyak misik pada hari Jumat atau dua hari raya.
Sungguh, mencium adalah hal yang mustahil bagi Allah SWT sehingga yang dimaksud dengan ‘lebih wangi menurut Allah’ adalah pujian dan ridha-Nya terhadap orang yang berpuasa.”Pendapat Al-Bujairimi ini juga diafirmasi sebelumnya oleh Imam Nawawi yang mengutip pendapat Ad-Dawudi dalam kitab-nya., pendapat lain mengatakan bahwa keadaan wangi atas bau mulut orang berpuasa tersebut terjadi di akhirat karena saat itu adalah hari pembalasan. Bukan malah membiarkannya dan malas membersihkannya dengan dalih hadits ini karena bagaimanapun juga bau mulut akan mengganggu orang yang ada di sekitar kita.Hadits ini adalah sebuah bentuk motivasi bagi orang yang berpuasa agar tetap menjalankan ibadah puasanya walaupun ada sesuatu yang tidak mengenakkan pada mulutnya.