Hadits Tidur Saat Puasa Adalah Ibadah. Hadits ini seringkali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه. Namun fadhilah ini tidak berlaku tatkala seseorang mengotori puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat, seperti menggunjing orang lain.
Hafshah pernah mengatakan: betapa nikmatnya ibadah, sedangkan aku tidur diranjang” (Ahmad ibnu Hajar al-Haitami, Ittihaf Ahli al-Islam bi Khushushiyyat as-Shiyam, hal. وهذا في صائم لم يخرق صومه بنحو غيبة، فالنوم وإن كان عين الغفلة يصير عبادة، لأنه يستعين به على العبادة.
Penjelasan terkait ini disampaikan Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur dan Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin. ﺣﺪﻳﺚ «ﻧﻮﻡ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻋﺒﺎﺩﺓ Hadits: "Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah". Ditakhrij Al Hafidz Al Iraqi: ﺭﻭﻳﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﺃﻣﺎﻟﻲ اﺑﻦ ﻣﻨﺪﺓ ﻣﻦ ﺭﻭاﻳﺔ اﺑﻦ اﻟﻤﻐﻴﺮﺓ اﻟﻘﻮاﺱ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ.
ﻭﺭﻭاﻩ ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺃﻭﻓﻰ ﻭﻓﻴﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ اﻟﻨﺨﻌﻲ ﺃﺣﺪ اﻟﻜﺬاﺑﻴﻦ. Imam Al-Baihaqi mencantumkan hadits ini dalam kitab Syuab Al-Iman sebanyak tiga riwayat. Hal ini berdasarkan metode penulisan Al Baihaqi di awal kitabnya yang tidak akan memasukkan hadits palsu:.
ﻓﻔﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺜﺎﺑﺖ ﻋﻦ ﺳﻴﺪﻧﺎ اﻟﻤﺼﻄﻔﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ:" ﻣﻦ ﺣﺪﺙ ﺑﺤﺪﻳﺚ ﻭﻫﻮ ﻳﺮﻯ ﺃﻧﻪ ﻛﺬﺏ ﻓﻬﻮ ﺃﺣﺪ اﻟﻜﺎﺫﺑﻴﻦ". “Saya mengikuti penulisan ahli hadits untuk menyampaikan apa yang saya perlukan berupa hadits berdasarkan riwayat sahabat dan kisah-kisah beserta sanadnya, serta meringkas hal-hal yang dipastikan dalam hati bahwa itu adalah riwayat palsu.
Dalam hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Barangsiapa yang menyampaikan hadits dan dia tahu bahwa itu palsu maka dia adalah salah satu dari 2 pembohong.". Tapi pada poin akumulasi beliau memberi penilaian daif saja.
alah satu keterpelesetan dalam memaknai bulan suci Ramadhan yang sering melanda umat ini adalah kebiasaan begadang hingga larut malam di bulan suci itu, lalu tidur panjang di siang hari yang seharusnya penuh dengan kerja dan produktifitas. Alih-alih kembali ke tempat kerja, mereka lebih senang menghabiskan jam-jam produktifnya untuk tidur siang yang panjang.
Bahkan istilah qailulah itu sendiri konon berasal dari qalil, yang artinya sedikit, sebentar, atau sejenak. Kalau mentalitas mereka seperti umat Islam zaman sekarang yang hobi tidur siang di bulan Ramadhan, tentunya sulit memenangkan peperangan. Tapi di sisi lain buah-buahan sudah mulai masak, sehingga sebagian kaum muslimin harus menghadapi tarikan duniawi yang sangat berat. ‘Ain Jaluth adalah sebuah lokasi antara Bisan dan Nablus, yang dirampas oleh pasukan Tatar. Salah satu tokoh pahlawan yang terkenal dalam peristiwa ini adalah Muzaffar Saifuddin Quthz dan Syaikh Izzuddin bin Abdus Salam. Hal senada disampaikan oleh Al-Iraqi, yaitu bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, di mana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.
Beliau mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr adalah matruk, yaitu haditsnya semi palsu lantaran dia seorang pendusta.
Beberapa kantor dan tempat kerja, memberikan keringanan layanan lantaran fisik memang tidak mendapatkan asupan sejak terbitnya fajar hingga waktu Magrib. Hadits ini seringkali dijadikan alasan pembenar oleh sebagian masyarakat dengan bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadlan. Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه.
Namun fadilah ini tidak berlaku tatkala seseorang mengotori puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat, seperti menggunjing orang lain. Dalam keadaan demikian, tidur pada saat berpuasa sudah tidak lagi bernilai ibadah. وهذا في صائم لم يخرق صومه بنحو غيبة، فالنوم وإن كان عين الغفلة يصير عبادة، لأنه يستعين به على العبادة. Walhasil, tidur pada saat berpuasa dapat disebut sebagai ibadah ketika memenuhi dua kriteria. Semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berikut penjelasannya.Melansir laman Dalam Islam, tidur merupakan kegiatan yang dapat memberi pahala sepanjang Ramadan. Seperti yang tertuang dalam hadis berikut:“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).Melansir NU Online, tidur dengan niat untuk memperkuat diri agar bisa melaksanakan ibadah-ibadah di bulan Ramadan juga dihitung sebagai ibadah.
Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun tidur merupakan inti dari kelupaan, namun setiap hal yang dapat membantu seseorang melaksanakan ibadah maka juga termasuk sebagai ibadah” (Syekh Murtadla az-Zabidi, Ittihaf Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal. 574).Fadhilah atau keutamaan tidur dihitung sebagai ibadah tidak berlaku ketika seseorang mengotori puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat. Hafshah pernah mengatakan: betapa nikmatnya ibadah, sedangkan aku tidur diranjang” (Ahmad ibnu Hajar al-Haitami, Ittihaf Ahli al-Islam bi Khushushiyyat as-Shiyam, hal.
Baca Juga: Renungan Ramadhan : Parameter Kualitas Ibadah Puasa, Simak Ulasannya. Sayangnya hadits tersebut sering disalahartikan oleh sebagian orang untuk bermalas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Padahal pemahaman itu keliru, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه.
“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih,” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal.