Hadits Dhaif Tentang Puasa Rajab. Hadist palsu ini nggak bisa dipake, tapi kalau mau dapat pahala seperti itu ya doa aja," kata Ustaz Yusuf Mansyur pada detikcom. Dan bisa punya pahala seperti beribadah seribu tahun setiap hari dengan puasa di Bulan Rajab.".
Menurut Ustaz Yusuf Mansyur, sangat luar biasa jika seorang muslim bisa mendapatkan anugrah tersebut. Dengan menyikapi hadits palsu menjadi doa, umat Islam tak perlu repot memikirkan keaslian aksi dan penyataan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Umat Islam bisa tenang melakukan puasa Rajab dengan mengharapkan pahala dan ridho dari Allah SWT.
Artinya: Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia itu setara dengan puasa sebulan. Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ahmad Sarwat MA dalam rubrik Konsultasi Fiqih menjelaskan, adapun tentang keutamaan bulan Rajab, kebanyakan ulama mengatakan bahwa dasarnya sangat lemah, bahkan boleh dikatakan tidak ada keterangan yang kuat yang mendasarinya dari sabda Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra.
“Allohumma Baarik Lanaa Fii Rojab Wa Sya’baan Wa Ballighnaa Romadhoon” (Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada kami barokah di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan) (HR. Dr. Yusuf Al-Qaradawi menyebutkan bahwa para muhadditsin telah mengatakan kemungkaran dan kepalsuan hadits ini dalam fatwa kontemporer beliau.
Jika Anda menjumpai satu amal tertentu di bulan Rajab, barangkali pangkal masalahnya adalah karena hadis dhaif berikut:. (Riwayat Ahmad, dan di sanadnya terdapat perawi Zaidah bin Abi Raqqad, dari Ziyadah An Numairi. Hadis: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah puasa setelah Ramadhan, selain di bulan Rajab dan Sya’ban.”. Hadis: “Barangsiapa yang berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah catat baginyu puasa sebulan penuh. Kemudian Allah melihat kepada mereka, dan berfirman: ‘Wahai malaikat-Ku, mintalah apa saja yang kalian inginkan’.
Baca Juga: Kerap Analisis Kasus Subang, Segini Taksiran Pendapatan YouTube Anjas di Thailand. Baca Juga: Sentuh Kulit Sosok Ini, Allah akan Selamatkan dari Neraka Jahanam, Simak Penjelasan Syekh Ali Jaber. Dalam channel tersebut Ustadz Adi Hidayat mengupas tuntas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan shaum atau puasa di bulan Rajab. Baca Juga: Ingin Rezeki Melimpah Meski Tanpa Diminta, Tunaikan Dulu yang Satu Ini, Syekh Ali Jaber Menjelaskan. “Ada satu rumus ibadah yang mana jika hal ini dikerjakan maka ketaatan secara otomatis akan meningkat dan kemaksiatan akan berkurang bahkan hilang, ibadah itu adalah puasa (shaum),” jelas Adi Hidayat.
Pendapat para ulama tadi semuanya dinisbatkan kepada pernyataan Ibn Hajar dalam Tabyin al-‘Ajab bima Warada fi Syahri Rajab. Berpijak pada penjelasan di atas, Ibn ‘Arraq al-Kannani dalam Tanzih al-Syari’ah mengaskan kepalsuan Hadis tersebut dikarenakan rawi al-Saqathi tadi.
Memang ada Hadis lain tentang keutamaan bulan Rajab itu, namun kualitasnya juga maudhu’ (palsu) tidak bisa diamalkan. Barangsiapa berpuasa sehari dari bulan Rajab karena iman dan mengharapkan pahala, maka Allah akan mengabulkan segala permintaannya.”.
Ibn Hajar al-Asqalani dalam Tabyin al-‘Ajan Bima Warada fi Syahr Rajab berkata huwa hadits maudhu’ la syakka fihi (Hadis palsu, tidak perlu diragukan lagi). Menurut Ibn Hajar, kepalsuan Hadis tersebut disebabkan seorang rawi bernama Ishaq bin Ibrahim al-Khuttali yang ternyata muttaham (dituduh berdusta).
Maka dari itu, berpijak pada penjelasan ini, Ibn ‘Arraq al-Kannani dalam Tanzih al-Syari’ah secara tegas menyatakan Hadis tersebut palsu. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya dengan redaksi shum minal hurum (صم من الحرم).
Selain sebagai penanda bahwa Ramadhan semakin dekat, bulan Rajab juga merupakan bulan dimana banyak orang mulai berlomba-lomba untuk meningkatkan amal sholeh karena besarnya keutamaan yang dimiliki. Salah satu amalan yang banyak dikerjakan di bulan Rajab adalah puasa.
Namun, Ustadz Ustadz Adi Hidayat mewanti-wanti agar jangan sampai menjalankan puasa ini karena sandarannya kurang kuat. Baca Juga: Akibat Kebiasaan Anak, Malaikat Pemberi Rezeki Enggan Masuk Rumah, Ustadz Adi Hidayat Beberkan Kebiasaan Itu. Dikutip DeskJabar.com dari PortalJember.com berdasarkan sebuah video di kanal Youtube Media Dakwah Hikmah TV yang diunggah pada 13 Februari 2021, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai hal tersebut.
Membahas persoalan dimaksud, Ustadz Adi Hidayat menyebut keterangan dari Aisyah r.a yang dikuatkan oleh Ibnu Abbas: "Saya kadang sering melihat Rasulullah sering puasa seakan-akan tidak berbuka, tapi juga sering melihat beliau buka seakan-akan tidak puasa.". Maksudnya adalah ketika ada seseorang yang berniat meningkatkan puasa di bulan-bulan 'hurum' (bulan yang disucikan/dihormati), maka dipersilahkan.
Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Polda Jabar Terus Mengejar, Serumit dan Sesempurna Apa Kasus Subang? Menunaikan puasa di bulan Rajab dengan mengikuti Nabi untuk menghidupkan evaluasi diri, terkhusus di bulan-bulan haram yang empat tadi, kata Ustadz Adi Hidayat, maka itu tidak masalah, silahkan saja.
SUARAMERDEKA.COM - Saat ini banyak beredar Hadist palsu yang digunakan untuk membahas keutamaan puasa bulan Rajab. Dilansir suaramerdeka.com dari Youtube Buya Yahya yang diunggah pada 15 Maret 2016 silam, dalam salah satu kajian yang membahas tentang puasa bulan rajab.
“Dalam Ihya Ulumudin Imam Zainudin Al Iraqi seorang ahli hadist memberikan taqlid pada hadist itu, yang disebut Laa ashla lahu, yakni tidak memiliki sanad yang sampai kepada Nabi SAW,” ungkap Buya. Ini Daftar Channel Siaran TV Digital Yogyakarta. Hadist tersebut perlu dihindari untuk menjaga kebaikan dalam dakwah islam, sehingga tidak ada berita merendahkan dari musuh islam yang menyebutkan para ulama menyampaikan hadist palsu. Ia menghimbau untuk para ulama agar selalu menyampaikan hadist yang shahih dan benar.
Yaitu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Rajab adalah salah satu bulan Haram selain Muharram, Dzulqa’adah, dan Dzulhijjah. Baca Juga: Penyebab TV Digital Tidak Bisa Menangkap Sinyal Siaran Digital, Jangan Khawatir Ada Solusinya Kok.
Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim mengutamakan dan melakukan ibadah yang khusus pada bulan Rajab. Dan barangsiapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.”.
Kemudian Syaikh Muhammad Abdus Salam Khiidhir, penulis kitab as-Sunan wal Mubtada’at berkata: “Ketahuilah setiap hadits yang menerangkan shalat di awal Rajab, pertengahan atau di akhir Rajab, semuanya tidak bisa diterima dan tidak boleh diamalkan.” [Lihat as-Sunan wal Mubtada’at (hal. Kata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah: “Semua hadits tentang shalat Raghaa-ib pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab adalah dusta yang di-ada-adakan atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[Lihat Ihya’ ‘Uluumuddin (I/202)] Imam asy-Syaukani menukil perkataan ‘Ali bin Ibrahim al-‘Aththaar, ia berkata dalam risalahnya: “Sesungguhnya riwayat tentang keutamaan puasa Rajab, semuanya adalah palsu dan lemah, tidak ada asalnya (dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam).” [Lihat al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaaditsil Maudhu’ah (hal. Jika peringatan malam tersebut disyar’iatkan, pasti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada ummat, baik melalui ucapan maupun perbuatan. [Disalin dari kitab Ar-Rasaail (Kumpulan Risalah Fikih & HukuM) Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Jl.