Doa Buka Puasa Dan Artinya. Puasa adalah menahan diri dari berbagai hal yang bisa membatalkannya. Apalagi sebentar lagi memasuki bulan Ramadan, tidak ada salahnya untuk menghafalkan doa buka puasa.
Mayoritas dari kita biasanya membaca doa buka puasa seperti ini:. Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu.
Lalu ada juga doa berbuka puasa seperti di riwayatkan dalam HR Abu Daud:.
Membaca doa berbuka puasa merupakan salah satu anjuran bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah tersebut. Doa termasuk ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Dikutip dari buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan karya Ahmad Sarwat Lc, salah satu keutamaan membaca doa berbuka puasa adalah tidak akan tertolak doa yang dipanjatkannya. Diriwayatkan dalam HR Tirmidzi, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan tertolak.".
Ada dua versi doa berbuka puasa yang dibaca Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari dan Muslim serta Abu Daud. Arab latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu.
Terdapat perbedaan di kalangan ulama terkait waktu membaca doa berbuka puasa. Saksikan juga: Indahnya Bertutur Kata Santun dan Berprilaku Baik Kepada Sesama.
Dalam hadis riwayat Tirmizi dari Abdullah bin Amr bin al-Ash disebutkan, doa berbuka puasa memiliki keutamaan, yakni Allah SWT tidak akan menolak doa hambanya. Baca Juga : 5 Tips Menghindari Rasa Lapar dan Lemas Selama Puasa. Hal tersebut juga disabdakan Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Ahmad yang berbunyi:. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya, lalu Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Demi izzah-Ku, Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu. Selain itu, dilansir dari laman Kemenag, membaca doa berbuka puasa juga merupakan cara mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Adapun berdasar hadis riwayat Bukhari dan Muslim, berikut bacaan doa berbuka puasa:.
Sementara itu, doa berbuka puasa dalam hadis riwayat Abu Daud adalah sebagai berikut:.
Dianjurkan membaca doa saat buka puasa sunnah Senin dan Kamis. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Doa berbuka puasa, termasuk puasa sunnah di hari Senin dan Kamis menjadi salah satu amalan yang perlu diketahui bagi umat Islam. Dengan begitu, permohonan kita kepada Allah SWT terasa lebih baik karena mengikuti tuntunan bacaan doa yang diajarkan Nabi Muhammad hingga para ulama. Rasulullah SAW bersabda bahwa doa orang yang berpuasa tidak akan tertolak.
Sehingga setiap Muslim harus memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya untuk meminta segala kebaikan kepada Allah SWT. ”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap Muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan.” (HR.
Pada bulan Ramadha, umat muslim diwajibkan berpuasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari (maghrib). Pada bulan Ramadan ini, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari (maghrib). Selama 30 hari tersebut, umat muslim diwajibkan berpuasa kecuali sedang berhalangan (haid, sakit, musafir). Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala". Baca Juga: Doa Berbuka Puasa Ramadhan: Keutamaan, Waktu Membaca hingga Beberapa Versi Bacaannya.
Makna dari doa berbuka puasa itu adalah mengajak semua umat Muslim untuk bersyukur atas nikmat dan limpahan rezeki, yang diberikan Allah SWT. Dengan membaca doa, umat Muslim pun jadi tak lupa selalu mengucap syukur. Berikut di bawah ini doa berbuka puasa dan artinya yang dapat dibaca sebelum membatalkan puasa singkatnya yang dapat dibaca setelah mendengar adzan Maghrib berkumandang:. Kemudian Mulla ‘Ali Al Qori mengatakan, “Tambahan ‘wa bika aamantu‘ adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna doa tersebut shahih atau sesuai sunnah Rasullullah.”. Kalau doa berbuka puasa di atas harus dibaca sebelum buka puasa, setelah minum air putih atau makan, untuk menambah pahala umat Muslim bisa membaca doa setelah membatalkan puasa di bawah ini: Baca juga: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ “Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah" "Artinya: Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki Doa ini pun diriwayatkan dalam Hadist Abu Daud nomor 2357, sifatnya shahih atau sesuai dengan anjuran Rasullullah. Dari berbagai versi doa berbuka puasa itu, Ustadz Fauzan Aminvmenyebutkan, semua doa yang dituliskan dan diketahui masyarakat itu berasal dari hadits Nabi.
Walaupun yang umum dipakai adalah riwayat Bukhori Muslim," terangnya, saat dihubungi Okezone. Selama umat Muslim tidak merusak makna pada teks hadits tersebut.
Ini artinya, sebut Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia itu beberapa doa berbuka puasa berbagai veris boleh saja dilafalkan. "Namun dari sisi makna atau substansi hadits lebih relevan bagi buka puasa dengan melafalkan doa menggunakan riwayat Bukhori," pungkasnya.
Liputan6.com, Jakarta Beduk Magrib adalah waktu paling dinanti bagi umat Islam di seluruh dunia saat bulan Ramadan. Bulan yang di dalamnya penuh dengan ampunan itu merupakan bulan yang selalu dirahmati Allah SWT.
Setiap muslim diwajibkan berpuasa di bulan Ramadan. Kewajiban berpuasa di bulan suci dan penuh ampunan ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT dalam kitab suci Alquran. Seperti yang tertulis dalam surah Al Baqarah ayat 183. Menjelang waktu beduk Magrib adalah detik-detik yang dinanti. Pasalnya, sejak subuh menahan lapar dan dahaga. Saat itu, nafsu seseorang akan menikmati hidangan sangat menggebu-nggebu.
Agar mendapat berkah dari puasa dan santapan yang kita makan saat berbuka, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Liputan6.com, Semarang - Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh. Sebab, hari-hari tersebut termasuk waktu yang sangat istimewa. Dalam hadis riwayat Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari di mana amal saleh yang lebih dicintai daripada 10 hari pertama Dzulhijjah.
Hadis ini mengandung makna untuk melakukan amal saleh di awal Dzulhijjah. Dua di antara amal saleh awal Dzulhijjah adalah puasa sunah Tarwiyah dan Arafah.
Keutamaan puasa sunah di awal bulan Dzulhijjah telah disebutkan dalam hadis riwayat At-Tirmidzi. Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan salat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Tirmidzi).
Secara khusus, puasa Arafah memiliki keutamaan sendiri sebagaimana telah dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim. Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).
“Saya berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala”. Namun, tetap saja, ketika matahari sudah terbenam dan suara adzan Magrib telah berkumandang, maka wajib bagi kita yang tengah berpuasa untuk segera berbuka puasa.
Nah, menurut keterangan sahabat Nabi tersebut menganjurkan kepada para umat muslim untuk berbuka puasa diawali dengan memakan buah kurma. Seluruh umat muslim di dunia yang tengah menjalankan puasa Ramadhan pastilah ingin mendapatkan keberkahan dari malam Lailatul Qadar. Nah, ketika malam penuh keberkahan tersebut datang, kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk beribadah dan meminta ampunan kepada Allah. Sekelompok sarjana kedokteran hewan di London telah menemukan fakta bahwa sejumlah binatang ternyata menjalani praktik puasa secara berkala. Binatang ular akan berpuasa selama sebulan dalam setiap tahun, terutama setelah mereka mendapatkan makanan cadangan di perutnya. Puasa yang dilakukan oleh ular adalah untuk meningkatkan suhu badan hingga beberapa derajat di atas normal sebelum pergantian kulit.
Maka dari itu, unta dikenal sebagai binatang yang mampu berjalan menempuh ratusan kilometer selama berhari-berhari tanpa harus makan dan minum. Seorang dokter asal Jerman, Dr. Robert Bertolio, menyebutkan bahwa puasa selama satu bulan penuh dapat dijadikan sebagai media untuk menyingkirkan kuman-kuman yang berada di dalam tubuh.