Dalil Tidurnya Orang Puasa Ibadah. Dikutip dari harakah.id, kebanyakan masyarakat masih menganggap bahwa dengan hanya tidur saja, seorang yang berpuasa di siang Ramadan seperti telah melaksanakan suatu ibadah. Ibadah sendiri artinya adalah bersikap patuh dengan benar-benar menundukkan hati terhadap apa-apa yang datang dari Rasulullah Saw berupa perbuatan menaati perintah atau menjauhi larangan.
Pada prinsipnya, dalam ibadah, semuanya batal, sehingga ada dalil yang memerintahkannya. Oleh karenanya, apa dalil yang dapat dipahami untuk menunjukkan tidurnya orang puasa adalah bagian dari ibadah? Dalam hal ini, ada sebuah hadis yang sering didengungkan pada saat Ramadan datang yaitu:. “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.”.
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’ab al-Iman, yang kemudian oleh Imam al-Suyuti dinukil ke dalam kitabnya al-Jami al-Shaghir dengan berkomentar dhaif (lemah) untuk standar kualitas hadisnya. Imam al-Baihaqi sendiri pun telah terlebih dahulu mengomentari hadis ini dengan kedhaifan salah satu rawi (periwayat) nya yaitu Ma’ruf bin Hisan, bahkan di dalam sanad (rantai periwayat) hadis ini terdapat nama Sulaiman bin Amr al-Nakha’i yang kualitasnya lebih dhaif dari pada Ma’ruf.
ﺣﺪﻳﺚ «ﻧﻮﻡ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻋﺒﺎﺩﺓ Hadits: "Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah". Imam Al-Baihaqi mencantumkan hadits ini dalam kitab Syuab Al-Iman sebanyak tiga riwayat. Hal ini berdasarkan metode penulisan Al Baihaqi di awal kitabnya yang tidak akan memasukkan hadits palsu:.
“Saya mengikuti penulisan ahli hadits untuk menyampaikan apa yang saya perlukan berupa hadits berdasarkan riwayat sahabat dan kisah-kisah beserta sanadnya, serta meringkas hal-hal yang dipastikan dalam hati bahwa itu adalah riwayat palsu. Dalam hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Barangsiapa yang menyampaikan hadits dan dia tahu bahwa itu palsu maka dia adalah salah satu dari 2 pembohong.".
WARTA LOMBOK - Salah satu hadits yang populer tiap Ramadhan tiba adalah hadits tentang keutamaan orang berpuasa yang bahkan tidurnya pun berstatus sebagai ibadah. Berikut hadits yang menjelaskan tentang hal ini:. Baca Juga: Bolehkah Perempuan Memakai Lipstik Saat Berpuasa? “Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni,” (HR Baihaqi).
Namun hadits ini seringkali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه.
“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih,” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal.
PIKIRAN RAKYAT - Salah satu hadis yang populer hampir tiap Ramadhan tiba, adalah hadis tentang keutamaan orang berpuasa, disebutkan tidurnya orang berpuasa bernilai sebagai ibadah. Berikut hadis yang menjelaskan tentang hal ini:. Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Ratusan Ribu TKA Tiongkok Berdemo di Sulawesi Tengah, Ini Faktanya.
Hadis ini sering kali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. Lantas, bagaimana jika maksud orang bepuasa tidur itu untuk menahan diri dari lapar dan perbuatan mubah?
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Polres Banggai Berlakukan Tilang Masker, Berikut Faktanya. Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs NU Online, menurut pendapat yang sahih, tidur yang menghabiskan waktu sehari penuh itu tidak masalah secara sara, karena ia tetap dinilai pihak yang terkena khithab sara.
Selamat Datang di. medcom.id.
Don't have an account yet? Sign up here.
Artinya: Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246).