Dalil Pahala Memberi Makan Orang Puasa. Salah satu amalan yang berpahala besar di Bulan Ramadan adalah memberi makan buka puasa kepada orang yang puasa secara cuma-cuma tanpa mengharap apapun kecuali Ridho Allah. Sebagaimana sering kita ketahui, bagi mereka yang sedang dalam perjalanan atau kegiatan lain yang tak memungkinkan mereka untuk berbuka di rumah, disunnahkan untuk segera membatalkan puasa. Namun bagaimana jika tak membawa bekal dan tak mampu membeli makanan atau minuman untuk ifthar? Dilansir dari harakah.id, secara bahasa, Ifthar berarti makan dan minum.
Secara luas, ifthar bermakna makan atau minum pada waktu maghrib bagi mereka yang berpuasa. Secara singkat, di Indonesia “ifthar” diartikan sebagai “buka puasa”.
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun juga.” (HR. Dengan merujuk pada hadis tersebut, para ulama menganjurkan umat muslim untuk menyediakan ifthar bagi orang lain secara cuma-cuma tanpa mengharap apapun selain pahala dari Allah Swt.
Sudah tahukah anda di balik memberi makan berbuka ada pahala yang besar? Dengan memberi sesuap nasi, secangkir teh, secuil kurma atau snack yang menggiurkan, itu pun bisa menjadi ladang pahala.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan,. “Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku][6]. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada ‘Amru bin Al ‘Ash,. “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.”[9]. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.
Memberi makan orang berpuasa dianjurkan oleh Rasulullah, bukan hanya pada bulan Ramadhan namun juga di hari-hari biasa. Dikutip dari buku. Pintar Hadits Edisi Revisi.
oleh Syamsul Rijal Hamid,. hadits memberi makan orang puasa.
diriwayatkan oleh Yazid bin Kholid Al Juhanniy ra. Ia mengabarkan bahwa Rasulullah bersabda:.
Keutamaan memberi makanan buka puasa yang pertama adalah akan mendapat pahala yang setara dengan orang berpuasa. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda,.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Memberi makan berbuka sekaligus sedang berpuasa adalah jalan menuju surga. Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur,” (HR. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Berdasarkan hadis di atas, menjelaskan bahwa keutamamaan memberikan makanan buka puasa sekaligus sedang berpuasa maka dijamin surga balasannya.
Bincangsyariah.Com- Puasa merupakan ibadah yang paling disenangi di sisi Allah SWT. Sedang di beberapa kota besar, tradisi itu terwujud dalam tradisi menghantar makanan ke masjid untuk buka puasa para fakir miskin, untuk pekerja yang dalam perjalanan pulangnya singgah berjamaah di masjid, atau juga bagi para pencari ilmu jika masjid tersebut berada di kawasan permukiman mahasiswa. Tetapi ada juga sebagian ulama lainnya berpendapat sekalipun hanya kurma maka ia tetap mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa. Baik berupa makanan besar/ makan malam, kue, kurma, ataupun hanya dengan segelas minuman manis.
Jika itu semua ikhlas karena Allah Ta’ala, Ia membalasnya dengan memberikan keutamaan yang disebutkan di atas.
Memberi makan sahur orang lain ternyata merupakan sunnah yang mendatangkan banyak pahala. Maka tak jarang, banyak orang yang turun ke jalan untuk membagikan makanan bagi pengguna jalan yang belum sempat tiba di rumah saat waktu berbuka. Ya, tahukah kamu bahwa memberi makan untuk orang lain merupakan sunnah mahrujah atau artinya sering dilalaikan oleh manusia.
Padahal para salaf rahimahumullah sering melakukan amalan tersebut karena keutamannya. Baca Juga : Ini Waktu yang Tepat Makan Sahur Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW. Seperti yang pernah diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa di waktu sahur ada banyak keberkahan dan pahala. Hal tersebut dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan dari Anas bin Malik.
Selain itu, makanan sahur bisa membuat seseorang yang berpuasa menjadi kuat. Tahukah kamu bahwa makanan sahur disebut-sebut lebih utama daripada makan berbuka puasa?
JatimNetwork.com – Memberi makan orang yang berpuasa adalah salah satu amalan yang dapat kita lakukan jika ingin memiliki pahala senilai dengan orang yang berpuasa meskipun sedang berhalangan untuk berpuasa. Seorang muslim hendaknya memperhatikan amalan-amalan yang dapat dikerjakan sebagai penambah berat pahalanya kelak.
Puasa sunnah sendiri boleh tidak dilakukan jika memang ada saudara yang sebelumnya sudah menghendaki kita untuk mengundang di acara makan-makan, teman atau kerabat. Baca Juga: 11 November Menjadi Hari Jomblo Sedunia, Ini Doa dalam Al Quran agar Dimudahkan Mendapat Pasangan.
Berikut dalil yang dapat menjadi acuan untuk mengamalkan amalan dalam memberikan makan orang yang berpuasa sebagaimana dilansir JatimNetwork.com dari kanal Youtube Yufid.TV yang diupload pada 23 April 2021:. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani rahiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda yang artinya.
Baca Juga: Urutan Berdoa Setelah Sholat Lengkap dengan Bacaan Arab dan Terjemahan Bahasa Indonesia. “Siapa memberi makan orang yang sedang berpuasa, maka baginya pahala tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun" (HR. Hadist diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mereka yang berhalangan tidak dapat menjalankan ibadah puasa, maka cukup memberikan makan untuk yang berbuka puasa bagi mereka yang berpuasa pahalanya setara dengan mereka yang sedang berpuasa meskipun kita sedang tidak menjalankannya.
Halangan bagi mereka yang tidak berpuasa dapat berupa udzur yang dibolehkan untuk tidak berpuasa bukan karena malas-malasan.
Sayang, merebaknya wabah corona menjadikan kegiatan mulia ini tidak bisa diselenggarakan. Selain menggalang silaturahim, memberi makan untuk berbuka puasa amat besar pahalanya. Bahkan menurut Ahmad Zarkasih, Lc dalam Buku Saku Ramadhan, pahala itu tetap didapat meski hanya mampu memberi sebutir kurma atau seteguk air putih saja. Tapi , tentunya lebih utama bila dapat memberi makanan yang cukup dan bisa mengenyangkan perutnya.
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan salat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.” (HR.
Lihatlah bagaimana keutamaan Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu yang menggabungkan antara memberi makan dengan amalan lainnya.