Dalam Bahasa Indonesia Kata Puasa Berasal Dari Bahasa Sanskerta Yaitu Upawasa. Dalam bahasa indonesia, kata puasa berasal dari bahasa sanskerta yaitu upawasa yang mempunyai arti. a. menahan makan.

b. tidak minum. c. pengendalian diri. d. berdoa.

Rupanya Kata 'Puasa' Berasal dari Bahasa Sanskerta, lo! Apa

Ketika seseorang puasa, doa yang dipanjatkan akan membantu memurnikan tubuh manusia. Ini membuat kita sadar bahwa makanan dan rizki yang asli bagi manusia adalah kedekatannya dengan Tuhan, teman-teman. Pada masa sebelum Islam ada di Indonesia, puasa dianggap mendekatkan diri pada Tuhan karena hal yang dilarang saat bepuasa cenderung menjauhkan manusia dari Tuhan.

Kalau menurut Bapak M. Jadul Maula dari Pondok Pesantren Kaliopak Yogyakarta, upavasa memiliki makna ritual untuk "masuk" ke Yang Maha Kuasa. Namun beliau mengatakan kalau di Jawa juga ada istilah 'pasa' yang berkembang jadi 'puasa'. Beliau juga menambahkan kalau tradisi puasa sudah dikenal di Indonesia bahkan sebelum masuknya agama Hindu dan Buddha.

Kata 'Puasa' Ternyata Berasal dari Bahasa Sanskerta, Artinya

Dalam Bahasa Indonesia Kata Puasa Berasal Dari Bahasa Sanskerta Yaitu Upawasa. Kata 'Puasa' Ternyata Berasal dari Bahasa Sanskerta, Artinya

HAI-online.com - Pernah terpikir di dalam benakmu nggak sih kenapa menahan rasa lapar dan haus bisa disebut 'puasa'? 'Upavasa' sendiri memiliki arti yang lebih penting dari sekedar menahan lapar dan haus, bisa disimpulin kata ini berarti 'hidup dekat dengan'.

Baca Juga : Sekarang Dikenal Sebagai DJ, Steve Aoki Ternyata Dulunya Vokalis Band Punk. Dilansir dari nu.or.id, makna-makna puasa tersebut selaras dengan makna shaum atau shiyam di dalam ajaran Islam, yang berarti menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Puasa pada masa pra Islam, jika dilihat dari akar katanya memiliki spiritual karena makan, minum, serta berhubungan seksual dipercaya cenderung menjauhkan atau melupakan manusia kepada Tuhan. “Jadi, puasa itu bukan semata gerakan pasif defensif terhadap keinginan nafsu dan syahwat, tetapi sebetulnya gerakan aktif jiwa dan ruh kita mendekat kepada Tuhan,” ujar M. Jadul Maula, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak, Yogyakarta.

Asal-Usul Istilah Puasa Berasal dari Bahasa Sanskerta

Dalam Bahasa Indonesia Kata Puasa Berasal Dari Bahasa Sanskerta Yaitu Upawasa. Asal-Usul Istilah Puasa Berasal dari Bahasa Sanskerta

Pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak, Yogyakarta M. Jadul Maula mengatakan, puasa berasal dari bahasa Sansekerta, upawasa . Namun, kata dia, di Jawa dipakai juga istilah lokal, pasa , kemudian berkembang menjadi puasa yang bukan dari bahasa Sanskerta. Jadi, tradisi puasa sudah dikenal oleh agama-agama terdahulu, bahkan sebelum Hindu-Budha,” katanya ketika dihubungi NU Online dari Jakarta, Rabu (31/5). Menurut dia, puasa pada masa pra Islam, jika dilihat dari akar katanya, bertujuan spiritual. Karena makan, minum, serta berhubungan seksual cenderung menjauhkan atau melupakan kepada Tuhan.

Ternyata Asal Kata Puasa Itu dari Bahasa Sansekerta

Dalam Bahasa Indonesia Kata Puasa Berasal Dari Bahasa Sanskerta Yaitu Upawasa. Ternyata Asal Kata Puasa Itu dari Bahasa Sansekerta

Pernah terpikir di dalam benakmu nggak sih kenapa menahan rasa lapar dan haus bisa disebut 'puasa'? 'Upavasa' sendiri memiliki arti yang lebih penting dari sekedar menahan lapar dan haus, bisa disimpulin kata ini berarti 'hidup dekat dengan'. Baca: Lima Puasa Wajib di Luar Saum Ramadan, Hati-hati Nomor 3 Terkait Hubungan Suami Istri. Ketika puasa, doa-doa yang dipanjatkan akan membantu memurnikan tubuh manusia dan membuat kita sadar bahwa makanan dan rezeki yang asli bagi manusia adalah kedekatannya dengan Sang Maha Pencipta.

Baca: Pemprov DKI Bakal Gelar Buka Puasa Bersama Seperti di Mekkah. Dilansir dari nu.or.id, makna-makna puasa tersebut selaras dengan makna shaum atau shiyam di dalam ajaran Islam, yang berarti menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Puasa pada masa pra Islam, jika dilihat dari akar katanya memiliki spiritual karena makan, minum, serta berhubungan seksual dipercaya cenderung menjauhkan atau melupakan manusia kepada Tuhan. “Jadi, puasa itu bukan semata gerakan pasif defensif terhadap keinginan nafsu dan syahwat, tetapi sebetulnya gerakan aktif jiwa dan ruh kita mendekat kepada Tuhan,” ujar M. Jadul Maula, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak, Yogyakarta.

Related Posts

Leave a reply