Bolehkah Puasa Dzulhijjah Tidak Full. Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Adapun dalil yang menunjukkan istimewanya puasa di awal Dzulhijjah karena dilakukan pula oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” (HR.
Lantas beliau menyebutkan riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah. Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah.
Fimela.com, Jakarta Girls, kamu mungkin sudah sangat akrab dengan kebiasaan berpuasa sunnah di hari ke-8 dan 9 bulan Dzulhijjah. Tapi, tahukah kamu kalau anjuran puasa Dzulhijjah ternyata tak hanya di tanggal-tanggal tersebut? “Tidaklah ada hari-hari di mana amal baik yang dikerjakan di dalamnya itu lebih dicintai Allah dibanding hari-hari ini (10 hari awal Dzuhijjah).” Lalu para sahabat bertanya, “Bahkan lebih baik dari jihad wahai Rasul?”.
Kecuali orang yang keluar dari rumahnya untuk berjihad dengan harta dan jiwanya dan ia tak kembali lagi (mati syahid).”. Berdasarkan hadits tersebut, para ulama sepakat ada kesunnahan berpuasa di 10 hari pertama Dzulhijjah.
Tapi, mengingat Nabi tak membatasi amal yang dimaksud, maka kebaikan apapun yang kamu kerjakan di hari-hari itu, dipercaya akan mendapat keutamaan dalam hadits itu. Tapi ingat, kalau soal puasa, disunnahkan hanya sampai tanggal 9 Dzulhijjah saja, lantaran ke-10nya adalah Hari Raya Idul Adha, di mana itu merupakan hari yang dilarang untuk berpuasa.
Dengan begini, kamu jadi tahu kalau sunnah untuk puasa Dzulhijjah sudah ada sejak hari pertama jatuh di bulan tersebut, tak hanya di hari ke-8, juga 9. Tapi, bilamana hanya mengerjakan puasa di dua hari tersebut pun tak apa-apa.
- Jelang Hari Raya Idul Adha, sebagian umat Muslim ingin melakukan beberapa ibadah yang berkaitan dengan hal tersebut. Gimana ya, Bun, Islam mengatur hal tersebut?Menurut penjelasan Ustazah Isnawati, Lc dari Rumah Fiqih, sedikitnya ada tiga perbedaan pendapat mengenai hal itu.
Tapi ada juga yang mengatakan haram hukumnya, Bun. "Pertama mazhab Hanafi, bahwasannya perempuan diperbolehkan melakukan puasa sunah apapun seperti Syawal Zulhijah dan lain-lain, sebelum membayar qadha Ramadhan karena waktunya luas. Tanpa ada kemakruhan hukumnya boleh secara mutlak," ungkap Isnawati dikutip dari Chanel Youtube Rumah Fiqih.Pendapat kedua disampaikan oleh mazhab Syafi'i dan Hambali nih, Bun. Sebelum membayar utang puasa Ramadhan, para perempuan tidak dianjurkan untuk melakukan puasa yang lain, Bun.Nah, Bunda bisa memilih mazhab sesuai dengan kepercayaan masing-masing ya. Sehingga dapat menjalanakan ibadah dengan tenang.Lalu, bagaimana hukumnya jika ingin menggabungkan niat dan pelaksanaan qadha puasa Ramadhan dengan puasa sunah? Ustaz Hanif Luthfi, Lc., MA menjelaskan dua perbedaan pendapat mengenai hal itu.Menurutnya, mayoritas ulama memperbolehkan menggabungkan pelaksanaan qadha puasa Ramadhan dan puasa sunah.
Dua-duanya pun dikatakan Hanif akan mendapat pahala meski dilakukan secara bersamaan. Intinya diperbolehkan, karena pahala qadha-nya dapat, dan semoga sunahnya juga dapat," tegas ustaz dari Rumah Fiqih tersebut.Simak juga yuk, Bun, kiat olahraga tanpa lemas saat berpuasa!
Baca Juga: Seluruh Umat Islam Dunia Ternyata Terhitung Sudah Berqurban Kambing untuk Idul Adha, Ini Kata Syekh Ali Jaber. Pahala puasa Arafah adalah dapat diampuni dosa yang dilakukan selama dua tahun.
Sedangkan untuk puasa Tarwiyah pahalanya adalah diampuni dosa yang telah dilakukan selama satu tahun ke belakang. Puasa Tarwiyah dan Arafah 2021 akan dilaksanakan pada bulan Juli 2021, tepatnya untuk puasa Tarwiyah akan dilaksanakan pada 18 Juli 2021 dan puasa Arafah akan dilaksanakan pada 19 Juli 2021.
Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Karyawan Cair Juli 2021, Berikut Cara Cek dan Syarat Penerimanya.
Diketahui, anjuran untuk berpuasa sunnah jelang hari Raya Idul Adha tercantum juga dalam sejumlah hadis Rasulullah SAW, salah satunya dari sahabat Abu Qatadah. Adapun bunyi hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tersebut yakni sebagai berikut. Baca Juga: BREAKING NEWS : Masjid Al Markaz Makassar Tiadakan Salat Idul Adha Tahun Ini. Dan puasa hari ‘Asyura’ (10 Muharram), saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.”.
Baca Juga: Hari Tasyrik 2021 Setelah Idul Adha: Arti, Kapan, Amalan dan Keutamaannya. yang diunggah pada 7 Agustus 2019, Ustadz Syafiq Riza Basalamah memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
عن ابن عباس مرفوعا: "ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام" -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: "ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء" (2. قال المصنف رحمه الله) ويستحب لغير الحاج ان يصوم يوم عرفة لما روى أبو قتادة قال " قال رسول الله صلي الله عليه وسلم صوم عاشوراء كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين سنة قبلها ماضية وسنة بعدها مستقبلة " ولا يستحب ذلك للحاج لما روت ام الفضل بنت الحارث " ان اناسا اختلفوا عندها في يوم عرفة في رسول الله صلي الله عليه وسلم فقال بعضهم هو صائم وقال بعضهم ليس بصائم فارسلت إليه بقدح من لبن وهو واقف علي بعيره بعرفة فشرب " ولان الدعاء في هذا اليوم يعظم ثوابه والصوم يضعفه فكان الفطر افضل.
Di antaranya ada ibadah shalat, puasa, sedekah (kurban) dan haji. Ibadah haji ini tidak bisa didapatkan di bulan lain.Sepuluh hari awal Dzulhijjah merupakan momen hari penting yang digunakan Allah untuk bersumpah dalam Surat Al-FajrArtinya, “Demi waktu subuh (1) Dan sepuluh malam (2).”Demikian yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan sejumlah ulama salaf dan ulama kontemporer lain menaggapi bahwa sepuluh malam yang dimaksud pada ayat ini adalah sepuluh malam pertama pada bulan Dzulhijjah.Argumentasi ini diperkuat dengan hadis yang dikutip Ibnu Katsir dari Shahih Bukhari.Artinya, “Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadis marfu'.
Kemudian para sahabat bertanya, ‘Dan bukan pula jihad, ya Rasulallah?’ Rasul lalu menjawab, ‘Dan tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tak lagi membawa apa-apa,’" (HR Bukhari 969).Dengan hadits di atas, cukup jelas bahwa ibadah apapun bentuknya pada sepuluh hari tersebut sangat dianjurkan, termasuk shalat, puasa dan lain sebagainya. Berkata Rasulullah SAW, ‘Puasa hari Asyura' bisa menghapus dosa selama setahun.
Setahun sebelumnya dan setahun yang akan datang.’"Dan tidak disunahkan (puasa) tersebut bagi orang sedang berhaji karena berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Umul Fadhl binti Haris. ‘Sesungguhnya para ulama berbeda pendapat mengenai hal tersebut pada hari Arafah tentang apa yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW.Sebagian ulama mengatakan bahwa Rasul dulu (saat berhaji) berpuasa sedangkan sebagian yang lain mengatakan tidak berpuasa.