Bolehkah Puasa Dzulhijjah Tidak 9 Hari. Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim). Adapun dalil yang menunjukkan istimewanya puasa di awal Dzulhijjah karena dilakukan pula oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” (HR. Lantas beliau menyebutkan riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah.
Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshoh adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di mayoritas hari yang ada.
Padahal, Idul Adha adalah salah satu waktu yang dilarang Rasulullah SAW untuk mengamalkan puasa. Sementara pemerintah menetapkan puasa Arafah jatuh pada 9 Juli 2022 sesuai dengan hasil keputusan sidang isbat awal Dzulhijjah.
Syekh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah menunjukkan keterangan hadist bahwa Aisyah RA tetap mengamalkan puasa Arafah meski ada kekhawatiran waktu tersebut bertepatan dengan Idul Adha di wilayah lainnya. Aisyah RA pun kemudian menjawab keresahan Masruq dan mengatakan, segala sesuatunya lebih diutamakan dengan mengikuti yang mayoritas.
Berdasarkan hadits di atas, Syekh Al Albani berpendapat, tidak masalah mengamalkan puasa Arafah meski sudah ada yang merayakan Idul Adha lebih dulu. Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam haditsnya mengenai sikap patuh pada keputusan pemerintah adalah wujud kewajiban dari rakyat. Sikap patuh pada pemerintah pun pernah dicontohkan oleh Ibnu Umar RA kala dirinya melihat hilal untuk penetapan awal puasa.
Memasuki bulan Dzulhijjah tentunya terdapat sederet ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan. Salah satu diantaranya ialah puasa sunnah di sembilan hari pertama bulan tersebut.
Baca juga: Puasa Dzulhijjah Dikerjakan Mulai Jumat 1 Juli 2022, Ini Bacaan Niatnya. Wakil Dekan 3 Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Ponorogo Iswahyudi memberi penjelasan. Ia mengatakan, diperbolehkan bagi mereka yang ingin berpuasa Dzulhijjah dan diniati dengan puasa Qadha. "Yang kemudian jadi pertanyaan jika ia punya utang puasa. "Kalau misalkan dia niat meng-qadha bertepatan dengan tanggal 9 ia pun mendapat pahala sunnah puasa Arafah," kata Iswahyudi dalam Program Oase, Tribunnews, yang dikutip Kamis (30/6/2022).
Pemerintahan Saudi Arabiyah menetapkan wukuf di Arafah untuk jamaah haji tahun 1443H/2022 M ini jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022. Namun Kementerian Agama Republik Indonesia memutuskan ternyata dari hasil rukyat yang dilakukan menetapkan 1 Dzulhijjah itu jatuh pada hari Jumat, 1 Juli 2022.
Perbedaan hasil rukyat kedua negara ini membuat ramai sebagian masyarakat Indonesia. Untuk selanjutnya juga membingungkan, kapan kita berlebaran, ikut pemerintah Saudi atau Indonesia?
Kalau kita menggunakan logika, sudah jelas jamaah haji melakukan wukuf arafah pada 8 Juli. Jadi wukuf di Arafah itu harus bertepatan dengan dua hal; waktu dan tempat. Jadi ada titik temu antara dua jenis ibadah ini (wukuf dan puasa) yaitu waktunya bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah.
Melaksanakan puasa 9 hari bulan Dzulhijjah ini sebagaimana tertera dalam sebuah hadist dari Hunaidah bin Kholid. Baca Juga: Warga Disarankan Minta Surat Keterangan Sehat Hewan Kurban Idul Adha 2022.
Disamping itu ada sebuah riwayat dari Aisyah RA yang menyebutkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” (HR. Sebagai gantinya, umat muslim dapat melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah yang dilaksanakan pada 8 - 9 Dzulhijjah. Baca Juga: Penjual Kambing dan Domba Curhat Penjualan Sepi Jelang Idul Adha, Terlebih Ada Imbas Wabah PMK.
Fimela.com, Jakarta Girls, kamu mungkin sudah sangat akrab dengan kebiasaan berpuasa sunnah di hari ke-8 dan 9 bulan Dzulhijjah. Tapi, tahukah kamu kalau anjuran puasa Dzulhijjah ternyata tak hanya di tanggal-tanggal tersebut? “Tidaklah ada hari-hari di mana amal baik yang dikerjakan di dalamnya itu lebih dicintai Allah dibanding hari-hari ini (10 hari awal Dzuhijjah).” Lalu para sahabat bertanya, “Bahkan lebih baik dari jihad wahai Rasul?”. Berdasarkan hadits tersebut, para ulama sepakat ada kesunnahan berpuasa di 10 hari pertama Dzulhijjah.
Tapi ingat, kalau soal puasa, disunnahkan hanya sampai tanggal 9 Dzulhijjah saja, lantaran ke-10nya adalah Hari Raya Idul Adha, di mana itu merupakan hari yang dilarang untuk berpuasa. Dengan begini, kamu jadi tahu kalau sunnah untuk puasa Dzulhijjah sudah ada sejak hari pertama jatuh di bulan tersebut, tak hanya di hari ke-8, juga 9.
Tapi, bilamana hanya mengerjakan puasa di dua hari tersebut pun tak apa-apa.
Bagaimana hukumnya jika puasa Dzulhijjah tidak full sampai 9 hari? Oleh karena itulah, banyak yang berbondong-bondong menjalankan puasa ini.
Dalam melaksanakan puasa Dzulhijjah tersebut, umat muslim ada yang tidak mampu menyelesaikannya hingga 9 hari. Masyarakat pun bertanya-tanya terkait apakah tetap sah jika puasa dzulhijjah tidak dilaksanakan selama full 9 hari.
Namun, jika memang bisa, maka sangat dianjurkan untuk umat muslim agar dapat melaksanakan puasa dzulhijjah selama 9 hari. "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Saw, yaitu berpuasa di hari Asyura (tanggal 10 Muharram), berpuasa sepuluh hari pertama (1-9 Dzulhijjah), berpuasa tiga hari di setiap bulan, dan salat dua rakaat sebelum salat Subuh.".
Hadis ini menjelaskan bahwa dianjurkannya umat islam menjalankan puasa sunah dzulhijjah. Demikian penjelasan apakah boleh puasa dzulhijjah tidak 9 hari penuh.
Selanjutnya diketahui bahwa hal ini diperbolehkan dan tetap sah. Namun puasa selama 9 hari tetap dianjurkan karena keutamaannya.
PIKIRAN RAKYAT - Pada bulan Dzulhijjah, terdapat beragam ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan seluruh umat muslim. Salah satunya anjuran puasa selama sembilan hari yakni sejak tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Ada masyarakat yang berpuasa hanya tiga hari, sehari, dan lain sebagainya. Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Menpan RB Tjahjo Kumolo, Wafat Setelah Berjuang Lawan Infeksi Paru-paru. Hal itu disebabkan hukum berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah adalah sunnah. Kendati demikian, jika memang mampu, maka sangat dianjurkan untuk mengerjakan puasa sempurna sejak 1 hingga 9 Dzulhijjah.
Keterangan beberapa ulama' berdasarkan hadis² Rasulullah bahwa Nabi Muhammad SAW. puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, puasa Arafah dan beliau menganjurkan untuk puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Following. © 2022 BIMADIGITAL All Rights Reserved. Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya. Gurusiana dipersembahkan oleh Pustaka Media Guru yang bekerjasama dengan Bima Teknologi ( PT BIMA SOLUSI DIGITAL ) sebagai pengembang dan penyedia teknologi yang digunakan oleh platform Gurusiana.
Please enable javascript on your browser!