Bolehkah Niat Puasa Asyura Di Pagi Hari. Keistimewaan puasa di bulan Muharram terekam dalam salah satu hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:. Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya.
Artinya: Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, Nabi Muhammad pernah menemuiku pada suatu hari lantas, beliau berkata: Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?, Kami pun menjawab: Tidak ada. Lantas beliau bersabda: Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa. Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Sahih Muslim: hadits ini adalah dalil bagi mayoritas ulama bahwa boleh niat puasa sunnah di siang hari selama belum waktu zawal (matahari bergeser ke barat).
Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT. Dengan demikian, siapa saja yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan puasa sunnah tasu’a atau asyura, maka diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah dengan catatan selama belum makan minum dan matahari belum tergelincir.
Ada juga yang baru ingat di pagi hari sebelum melakukan niat. Lalu bagaimanakah hukumnya niat puasa Asyura yang diucapkan pada pagi hari?
Baca Juga: 25 Nabi dan Rasul Allah SWT yang Wajib Diketahui Oleh Umat Islam. Dalam madzhab Syafi'i disebutkan, niat puasa sunnah tidak wajib dilakukan di malam hari.
Hal ini berlaku pada puasa sunnah apapun, termasuk Tasua dan Asyura. Dalam sebuah hadis yang diiriwayatkan dari jalur Aisyah disebutkan: "Rasulullah saw. Baca Juga: Keistimewaan Puasa Asyura di Bulan Muharram Menurut Ustadz Abdul Somad, Begini Ulasannya.
Bulan Muharram adalah salah satu bulan mulia yang dianjurkan untuk diisi dengan berbagai kegiatan positif, menyantuni anak yatim, memperbanyak ibadah seperti puasa sunnah tasu’a dan asyura. Keistimewaan puasa di bulan Muharram terekam dalam salah satu hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:. أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.
Artinya: Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR.
Muslim no. 1163).
Seperti yang telah diketahui...
BERITA DIY - Bolehkah membaca niat puasa Tasua dan Asyura di pagi hari? Umat muslim di Indonesia sedang menjalani puasa Tasua Hari ini Minggu, 7 Agustus 2022 yang bertepatan dengan 9 Muharram 1444 Hijriyah. Kemudian sehari setelahnya akan masuk pada 10 Muharram dan disunnahkan pula untuk menjalankan puasa Asyura.
Sedangkan untuk waktu pelafadzan niat puasanya dilakukan pada malam hari hingga akan keluarnya fajar. Hal itu sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:.
“Jika hal tersebut ditetapkan (puasa sunnah dengan niat pada siang hari), maka yang menjadi syaratnya adalah agar tidak makan sebelum berniat dan tidak mengerjakan hal yang membatalkan puasa, jika telah mengerjakan hal-hal yang membatalkan maka tidak sah puasanya, tanpa ada perbedaan dalam masalah ini sepengetahuan kami”. “Dapat disimpulkan dari banyak hadits bahwa dahulu puasa ‘Asyura’ hukumnya wajib; karena adanya perintah untuk berpuasa, lalu dikuatkan perintahnya, kemudian ditambahkan lagi penguat pada ajakan berpuasa secara umum, kemudian ditambah lagi dengan adanya perintah bagi siapa saja yang sudah makan agar tetap menahan, kemudian ada perintah lagi kepada para ibu agar tidak menyusui anak-anak pada hari itu. “Hal ini sama kedudukannya dengan orang yang baru saja dapat kabar kepastian berpuasa, dan pada hari itu ditetapkan Ramadhan, maka dia wajib untuk menahan, baik sudah makan atau belum makan”.
Puasa sunnah itu akan sah mulainya di tengah hari bagi siapa saja yang belum sarapan sebelumnya. Adapun bagi mereka yang sudah sarapan sebelumnya maka tidak sah niat puasanya dengan menahan pada sisa harinya, dan karenanya upaya menahan tersebut tidak bermanfaat apa-apa kalau dia sudah makan dan minum atau perbuatan lainnya yang membatalkan puasa sebelumnya”.
Saat 10 Muharram itu, umat muslim disunatkan untuk menjalankan puasa Asyura. Rasulullah SAW sendiri dalam riwayat Muslim mengatakan bahwa ia akan menunaikan puasa tasu’a atau Asyura sekiranya ada umur pada tahun mendatang.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut mazhab Syafi’i).
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura hari ini karena Allah SWT.” Wallahu a’lam.
Dalil anjuran Puasa Asyura yakni hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. Ustadz Isnan Anshory MA dari Rumah Fiqih Indonesia menjelaskan, dalam fiqih niat itu harus sudah terpasang sejak semalam, batas paling akhirnya ketika fajar shubuh hampir terbit. Arrtinya: Saya menyengaja niat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta'ala. Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura pada hari ini karena Allah SWT.”.