Berikut Ini Yang Tidak Termasuk Hikmah Ibadah Puasa Adalah. Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja. Ketika berpuasa, orang akan merasa kelaparan dan kehausan.
Dengan ini, seseorang akan merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang hidupnya penuh kekurangan. Hikmah puasa yang kelima adalah fakta bahwa berpuasa ternyata juga membantu meningkatkan kesehatan jasmani sebagaimana rohani. Dengan berpuasa, kebutuhan rohani akan kedekatan dengan Allah SWT dapat terpenuhi dan oleh karenanya mendatangkan pula manfaat berupa pahala dan kebaikan jasmani.
Termasuk ketika menjalankan ibadah puasa, maka akan ada manfaat yang dapat kita peroleh. “Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah, Allah berfirman, “Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia tinggalkan makan dan minumnya karena Aku.
Untuk itu, menjalankan ibadah puasa sunnah tentunya sebagaimana hadis di atas, akan mendapatkan banyak sekali kebaikan termasuk mampu menahan diri dan kebahagiaan lainnya yang dapat dirasakan oleh ummat islam yang menjalankannya. Puasa yang dilaksanakan dari subuh hingga adzan magrib berkumandang tentu bukan hal mudah jika kita tidak terbiasa menahan diri.
Ketika berpuasa kita tidak banyak untuk membeli makanan atau minuman, dan menahan diri dari segala hal duniawi. Hal ini tentu saja dapat membuat tubuh kita lebih fit dan sehat. Bahkan, para pakar kesehatan banyak merekomendasikan orang-orang yang sedang mengalami penyakit tertentu untuk melakukan puasa. Jika dilakukan terus menerus maka hal ini akan menambah keistiqomah kita dalam beribadah dan juga melaksanakan perintah-perintah Allah lainnya. Untuk ibadah puasa akan membuat kita semakin bermakna dan nikmat menjadi ummat Rasulullah SAW.
Ada “Tata cara protokoler” yang ditetapkannya, akan tetapi pasti menimbulkan tanya atau bahkan tawa, jika bekal yang di bawa tidak cukup, betapa tidak, para tamu diminta mengelilingi rumah, mondar-mandir antara dua bukit, melontar dengan batu-batu kecil, mencium batu hitam, pakaian yang dikenakan pria tidak boleh berjahit, alas kaki jangan menutup mata kaki, dan bila pakaian telah dikenakan, jangan lagi berhias, bersisir, atau menggunting kuku, mencabut bulu pun bila dilakukan terkena denda, apalagi bercumbu, membunuh binatang, atau mencabut tumbuhan. Takwa adalah nama bagi kumpulan simpul-simpul keagamaan, mencakup, antara lain: pengetahuan, ketabahan, keikhlasan, kesadaran akan jatidiri, serta persamaan manusia dan kelemahannya di hadapan Allah swt. Menarik untuk dihayati bahwa QS al-Ma’idah/05:03 di atas mengaitkan antara keputusasaan orang kafir, dan larangan takut kepada mereka dengan kesempurnaan agama Islam. Sungguh wajar bagi setiap muslim untuk bercermin, menatap diri pada hari raya kesempurnaan agama itu, dan bertanya: “Telah sesuaikah sikapnya dengan ajaran Islam?
Kata mereka, kebajikan duniawi meliputi: afiat, rezeki yang memuaskan, rumah luas, kendaraan menyenangkan, pasangan cantik/gagah, ilmu bermanfaat, amal shaleh, nama harum, dan sebagainya. Sungguh wajar bagi setiap muslim untuk bercermin, menatap diri pada hari raya kesempurnaan agama itu, dan bertanya: “Telah sesuaikah sikapnya dengan ajaran Islam?
Selain itu melakukan sahur juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi dan mendapatkan rejeki. Pada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan melaksanakan semua kewajiban tersebut dengan jaminan pahala yang dilipatgandakan. Puasa Ramadhan akan menjadi sempurna apabila manusia menjauhi perbuatan haram yang dapat dilihat, didengar, dan diucapkan.
Misalnya marah-marah, suudzon, dan dianjurkan untuk melatih kesabaran atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Dengan pola makan hanya memakan tiga butir kurma dan minum air putih dapat bermanfaat untuk kesehatan.
Ceramah Tarawih edisi ke-12 ini, menampilkan tausiah yang disampaikan Dekan Fakultas Dakwah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Ahmad Sarbini M, Ag. Dalam tausiahnya, banyak dijelaskan tentang manusia yang lebih menuhankan hawa nafsunya untuk kesenangan dunia.
Ketika seseorang tidak memiliki kemampuan menahan dan mengendalikan hawa nafsu, perbuatan-perbuatan buruk akan berubah menjadi Tuhan bagi dirinya sendiri. Apakah kamu tidak melihat bagaimana seseorang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya. Saat hawa nafsu yang tidak terkendali, di akhirat kelak bagi pemiliknya hanya akan mengantarkan kepada jurang api neraka. Namun, jika seseorang selalu mampu menahan dan mengendalikan keinginan hawa nafsunya, maka kata Allah, kelak adalah di surga tempatnya. Sebelumnya, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Fauzan Ali Rasyid, M.S menyambut baik kerja sama Pikiran-Rakyat.com dalam program Ceramah Tarawih (Cetar) Ramadhan 1441 H. Fauzan Ali Rasyid mengatakan, Cetar Ramadhan 1441 H ini menjadi solusi masyarakat dalam mendapatkan ilmu dan tausiah selama Pandemi COVID-19.
Fauzan Ali Rasyid mengajak masyarakat manfaatkan Cetar Ramadhan 1441 H dalam mengisi kegiatan keagamaan melalui akun YouTube Pikiran-Rakyat.com.
Salah satu hikmah puasa Ramadhan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yang berpuasa Ramadhan adalah derajat takwa. Memang benar banyak sekali jalan untuk mendapatkan derajat takwa di sisi Allah SWT. Salah satu jalan tersebut yaitu dengan cara menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan.
Puasa mengajarkan dan melatih diri agar disiplin waktu. Orang yang berpuasa harus disiplin sejak fajar hingga berbuka. Rasa haus dan lapar dikala berpuasa, dapat meningkatkan solidaritas sosial terhadap orang-orang miskin yang ditimpa kesulitan, dan anak-anak yatim yang terlunta-lunta. "Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan hingga kenyang, maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (telaga Rasulullah saw) dimana seteguk air itu menjadikannya tidak akan merasa haus selama-lamanya hingga ia masuk ke surga”. “Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR.