Bahasa Arab Puasa Disebut Shaum Yang Artinya. Adapun perbedaan shaum, shiyam dan puasa menurut "Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah" oleh Akhyar As-Shiddiq Muhsin, Lc & Dahlan menjelaskan, kata shaum dengan segala bentuknya dalam bahasa Arab disebut 13 kali dalam Al-Qur'an. Kata yang paling sering digunakan adalah kata shiyam dan hanya disebut satu kali dengan kata shaum.
Sementara itu, puasa adalah bahasa Indonesia dari padanan shaum atau shiam. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
"Beliau menjawab: "Shaum bulan Ramadhan".
Dikutip dalam buku "Bekal Ramadhan dan Idul Fitri (1): Menyambut Ramadhan" oleh Saiyid Mahadhir, Lc, MA yang menjelaskan kata puasa dalam bahasa adalah hasil terjamahan dari bahasa Arab yang diambil dari shaum atau shiyam. Di dalam Al-Qur'an kata shaum menunjukkan makna lebih umum ketimbang shaum yang justru sering digunakan untuk menunjukkan makna yang lebih khusus yaitu berpuasa dengan menahan makan dan minum. Allah SWT berfirman dalam surah Maryam ayat 26:. Artinya: "maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.
Saum atau puasa bagi orang Islam (bahasa Arab: صوم, translit. Saum yang hukumnya wajib adalah saum yang harus dikerjakan dan akan mendapatkan pahala, kemudian jika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa. Saum-saum wajib adalah sebagai berikut:.
Saum sunnah [ sunting | sunting sumber ]. Saum-saum sunnah adalah sebagai berikut:. Syarat wajib saum [ sunting | sunting sumber ]. Karena itu syariat telah mengatur bahwa pada hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk bersaum sampai pada tingkat haram. Dari kesemua pembatal saum ada pengecualiannya, yaitu makan, minum dan bersetubuhnya orang yang sedang bersaum tidak akan batal ketika seseorang itu lupa bahwa ia sedang bersaum. Berikut ini adalah orang yang boleh membatalkan saum wajib (saum Ramadhan):.
Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak bersaum, tetapi wajib mengganti saumnya pada hari lain (qada), sebanyak hari yang ditinggalkan. Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh, Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 89 km dari tempat tinggalnya, Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya, Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya, Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas, Orang yang batal saumnya dengan suatu hal yang membatalkannya selain bersetubuh,.
Orang-orang di bawah ini tidak wajib qada (menggantikan saum pada hari lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak bersaum, berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram),. Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya, Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi bersaum.
Jika tidak ada hamba sahaya yang mukmin maka wajib bersaum dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1 mud (576 gram) berupa bahan makanan pokok. Ibadah saum Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mukmin adalah ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam sebuah surah dalam al-Qur'an, yang berbunyi:.
Dalam bahasa kita, imsak dan puasa adalah dua kata yang berbeda dan sama dalam beragam pengertian. Dalam al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah al-Zuhaili mendefinisikan puasa secara terminologi, yakni menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkannya, disertai niat sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Pertama, puasa adalah imsak atau menahan. Ketiga, aktivitas menahan makan, minum, dan bersetubuh dari terbit fajar hingga matahari terbenam yang tidak disertai niat tidak dihukumi puasa menurut syariat.
Yang dimaksud dengan niat puasa di sini adalah bukan membaca lafazh niat dalam bahasa Arab yang dilakukan sendirian atau berjamaah dan dipimpin oleh imam Tarawih. Keempat, secara sosio-historis, imsak adalah penanda waktu, yakni sejak usai makan sahur sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan Subuh.
Jarak antara sahur dan adzan Subuh yang menurut Nabi SAW sepanjang orang membaca 50 ayat Alqurann itu adalah imsak dalam pengertian yang kita kenal selama ini.
Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya. Ketentuan-ketentuan Allah SWT mengenai puasa Ramadhan yang demikian sempurna mengisyaratkan kemuliaan dan pentingnya puasa bagi orang yang beriman, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa.
Dengan demikian puasa Ramadhan memiliki makna ketaatan mahluk pada Penciptanya karena dengan berbagai persyaratan yang ditentukan dengan ikhlas kita tetap melaksanakannya dan sekaligus menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum dari perbuatan yang tidak baik, tetapi memperbanyak perbuatan baik.