Bagaimana Muslim Di Jepang Berpuasa Dan Merayakan Idul Fitri. Bagaimana rasanya menjalani ibadah bulan Ramadhan dan merayakan hari Raya Lebaran sebagai kaum Muslim di tanah perantauan? Walau demikian, punya pengalaman berpuasa di negara orang telah memberikan saya sudut pandang yang berbeda. Saya personally beberapa kali memasang suara adzan via YouTube atau streaming TV Indonesia, supaya lebih ‘terasa’ berbuka puasanya.

Bulan Ramadhan di Indonesia bisa dikatakan menjadi momen silaturahmi dan reuni dengan berbagai jenis kelompok pertemanan yang dimiliki. Selain itu, tinggal di Jepang juga memberikan rasa senasib sepenanggungan saat berpuasa dengan sesama kaum Muslim lainnya, baik dari Indonesia maupun negara lain, menjadi lebih kuat.

Menjalankan Ramadhan di Jepang ; Bagaimana Para Umat Muslim

Bagaimana Muslim Di Jepang Berpuasa Dan Merayakan Idul Fitri. Menjalankan Ramadhan di Jepang ; Bagaimana Para Umat Muslim

Untuk sebagian dari kita yang menyambut bulan Ramadhan di negara asal, mungkin akan dipenuhi dengan kegembiraan seperti menyiapkan buka puasa dengan keluarga, melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid, mengadakan kajian Al-Quran bersama, dan kegiatan khas Ramadhan lainnya. Mencari toko halal baik online atau offline untuk mendapatkan beberapa bahan makanan agar bisa distok di rumah. Terutama untuk shalat Idul Fitri, dikarenakan masjid belum tentu ada di tiap tempat, biasanya bagi para umat Muslim yang di dekat rumahnya tidak ada masjid, mereka akan berkumpul dengan komunitasnya yang tinggal berdekatan dan melaksanakan shalat Idul Fitri bersama-sama.

Tentu saja, perasaan gembira dan bersyukur menyambut bulan suci Ramadhan karena bulan Ramadhan selalu ditunggu setiap tahun, tapi di sisi lain, ada sedikit perasaan kesepian karena tidak bisa berbagi dengan cara yang biasa dilakukan di negara asal. Menyiapkan keuangan lebih dari biasanya, karena saat kalian kembali ke negara asal di masa pandemik ini, pengeluaran mungkin akan bertambah 2-3 kali lipat dari biasanya (harga tiket pesawat yang naik, test PCR, dan sewa kamar hotel untuk karantina mandiri saat tiba di negara asal, dll). Selain itu, biasanya rekan-rekan kerja akan khawatir saat kita berpuasa karena waktu menjalankan Ramadhan di Jepang lebih lama dibandingkan dengan negara-negara yang dilewati garis khatulistiwa (kira-kira 16 jam) dan suhunya sangat lembab!

Saat Ramadhan datang dan mulai berpuasa, rekan kerja akan sering menanyakan kondisi staf Muslim karena merasa khawatir. Lebih lanjut lagi, penting untuk mengetahui batasan kalian karena cuaca, suhu, dan beban kerja di Jepang cukup berbeda.

Tradisi Lebaran di Jepang! Sama Gak Ya Kayak di Indonesia?

Bagaimana Muslim Di Jepang Berpuasa Dan Merayakan Idul Fitri. Tradisi Lebaran di Jepang! Sama Gak Ya Kayak di Indonesia?

Liburan merayakan berakhirnya puasa hampir sebulan penuh, fajar hingga matahari terbenam selama bulan Ramadhan. Hari itu umumnya melibatkan makan dan memberi hadiah kepada orang yang dicintai. Banyak non-Muslim Jepang juga telah berpartisipasi dalam pesta Idul Fitri ini.

Perayaan Idul Fitri di Jepang juga melibatkan sholat Idul Fitri, bertemu dengan sanak keluarga untuk bermaaf maafan dan silaturahmi serta makan makanan lezat bersama teman dan anggota keluarga. Sebagian besar Muslim akan pergi ke masjid di seluruh Jepang untuk sholat Idul Fitri seperti yang diharapkan. Salah satu tempat peribadatan Islam terbesar adalah Tokyo Camii, yang terletak di Distrik Shibuya dan mudah diakses melalui stasiun terdekat, Yoyogi Uehara di Jalur Odakyu. Masjid bergaya Ottoman di jantung kota metropolis ini berbatasan dengan Pusat Kebudayaan Turki dan dapat menampung sekitar 1.200 jemaah. Selain itu juga Masjid Indonesia Tokyo juga mengadakan sholat idul fitri, kegiatan ini biasanya dibagi ke dalam tiga gelombang, dengan waktu sholat selama 30 menit per gelombangnya.

Umat Muslim di Jepang Dalam Merayakan Idul Fitri 2021

Bagaimana Muslim Di Jepang Berpuasa Dan Merayakan Idul Fitri. Umat Muslim di Jepang Dalam Merayakan Idul Fitri 2021

Umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri yang jatuh pada 13 Mei (Kamis). Hari ini kami akan membagikan bagaimana umat Muslim di Jepang dalam merayakan Idul Fitri. Kebanyakan tempat tidak mengadakan shalat Idul Fitri tapi beberapa tempat mengadakan shalat dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran infeksi, seperti shalat dengan menjaga jarak, mengecek suhu tubuh sebelum masuk ke dalam masjid, dan mengadakannya dengan jumlah orang yang terbatas. Kami mewawancarai beberapa umat Muslim, mereka mengatakan bahwa mereka menyiapkan beberapa kue dan makanan tradisional yang biasa dihidangkan saat Idul Fitri, lalu menyantapnya hanya dengan keluarga.

Meskipun kita tidak bisa berkumpul seperti yang kita lakukan setiap tahun pada Idul Fitri, umat Muslim di Jepang mencoba untuk membuat Idul Fitri lebih meriah dibandingkan tahun lalu meskipun dalam situasi pandemik. Pertemuan dan kumpul online telah menjadi hal yang biasa pada normal baru ini.

Pada Idul Fitri, umat Muslim di Jepang memakai pakaian terbaik mereka dan melalukan kumpul online atau panggilan video dengan keluarga yang ada di negara asal. Idul Fitri jatuh pada hari Kamis yang merupakan hari kerja, sehingga penduduk Muslim terutama yang tinggal sendiri di Jepang langsung kembali bekerja setelah menyantap hidangan dan kumpul keluarga online.

Ramadan keempat seorang mualaf Jepang: 'Cowok biasa yang

Bagaimana Muslim Di Jepang Berpuasa Dan Merayakan Idul Fitri. Ramadan keempat seorang mualaf Jepang: 'Cowok biasa yang

Ketika mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Brunei pada 2015, seorang pemuda Jepang mengatakan pengalaman itu membuka matanya seperti apa sebenarnya para pemeluk Islam. Saya pikir karena ibu tak ada pengalaman berkomunikasi langsung dengan orang Islam, hanya informasi dari media. Bertambahnya Muslim di Jepang seiring dengan meningkatnya jumlah pelajar dan pekerja ke negeri Sakura itu, menurut Tanada seperti dikutip surat kabar Mainichi.

Persoalan keluarga, perundungan hingga kekhawatiran terhadap masa depan diduga menjadi faktor penyebab yang melatari kenaikan angka bunuh diri pada anak-anak muda Jepang. Menurut penelitian Profesor Tanada Hirofumi dari Universitas Waseda, pada akhir 1980-an, hanya ada tiga masjid di Jepang.

Namun setelah pertengahan tahun 1980-an, banyak pekerja dari Iran, Pakistan dan Bangladesh serta negara-negara dengan populasi Islam lain yang datang ke Jepang. Masjid terbesar Jepang, Tokyo Camii di Shibuya, dapat menampung sekitar 700 orang untuk salat Jumat, dengan jemaah berasal dari Asia Tenggara, dunia Arab dan Afrika.

Related Posts

Leave a reply