Awal Puasa Hari Selasa Malam Lailatul Qadar. Bisnis.com, JAKARTA - Ramadan 1443 Hijriah telah melewati lebih dari separuh perjalanan dan akan memasuki sepuluh hari terakhir. Artinya, suatu amal kebaikan berlipat-lipat nilainya bila dilakukan di malam istimewa ini dibanding malam-malam biasa. Kondisi ini menyimpan hikmah, salah satunya agar semua orang tekun beribadah sepanjang Ramadhan tanpa mesti terikat waktu tertentu.
Pesan itu tampak dari hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim yang memerintahkan umat Islam berburu Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Ibnu Umar mengaku bermimpi sebagaimana mimpi-mimpi sahabat lain bahwa Lailatul Qadar terjadi pada tujuh hari terakhir. Kaidah Imam al-Ghazali Berdasar dari sumber-sumber di atas, para ulama kemudian berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan Lailatul Qadar.
Bahkan dinyatakan bahwa Syekh Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini. Namun, keduanya mengajukan teori yang sama bahwa Lailatul Qadar bisa diterka dari hari pertama bulan Ramadhan. Ia mengatakan, “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.". Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : Puasa Ramadan lailatul qadar.
Following. © 2022 BIMADIGITAL All Rights Reserved.
Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya. Gurusiana dipersembahkan oleh Pustaka Media Guru yang bekerjasama dengan Bimadigital ( PT BIMA DIGITAL INDONESIA ) sebagai pengembang dan penyedia teknologi yang digunakan oleh platform Gurusiana. Please enable javascript on your browser!
Mulai dari ampunan dosa, dilipatgandakan pahala, diturunkannya Al-Qur'an, dan masih banyak lagi kelebihan serta keistimewaannya. Ketidakpastian waktunya mengandung hikmah yang sangat besar, yaitu membuat manusia terus beribadah setiap malam, dengan harapan mendapatkan kemuliaan Lailatulqadar.
Jika waktunya pasti, kita hanya cukup menunggu dan kemudian melaksanakan ibadah di waktu tersebut, seperti halnya shalat Jumat atau ibadah-ibadah lainnya. Meskipun demikian, terkait ciri-ciri Lailatulqadar, para ulama dengan petunjuk dari hadits Rasulullah saw hanya mampu menjelaskan ciri-cirinya saja.
Diantara ciri lainnya, yakni terjadi di dalam mimpi, seperti yang dialami oleh sebagian sahabat Nabi saw. Namun penulis pada kesempatan ini hanya menukilkan beberapa pendapat ulama mengenai prediksinya malam Qadar.
Diantaranya seperti yang dijelaskan dala kitab Tafsir Shawi, pertama, Jika awal Ramadhan hari Ahad maka Lailatulqadar malam 29.
Namun tak ada yang mengetahui kapan datangnya malam kemuliaan itu. Namun ustaz yang biasa dipanggil UAS ini menyebut, tanggal-tanggal tersebut merupakan prediksi. Ustaz Abdul Somad menambahkan, tidak disebutkannya waktu malam Lailatul Qadar agar manusia selalu mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Abu Daud, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda mengenai Lailatul Qadar itu terjadi pada malam ke-27.
Namun pendapat yang kuat, hadist ini mauquf, yaitu hanya perkataan sahabat. Dalam buku 'Sukses Berburu Lailatul Qadar oleh Muhammad Adam Hussein, S.Pd, M. QHI, Imam Al-Ghazali memprediksi turunnya malam Lailatul Qadar itu ditentukan oleh awal puasa Ramadhan. Karena tidak disebutkan waktunya, manusia pun harus 'berburu' malam Lailatul Qadar.
"Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata, 'Rasulullah SAW ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, Beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.".
Selain itu, bulan Ramadan juga terasa sangat istimewa karena diturunkannya Alquran. Keistimewaan Ramadan juga dilengkapi dengan lailatul qadar atau malam seribu bulan.
Buka G20 Tourism Ministers Meeting 2021, Sandiaga Uno Ingatkan Pariwisata Butuh Investasi Berkelanjutan. “Telah berkata Imam Ghozali dan ulama selainnya bahwasanya lailatulqadr dapat diketahui melalui hari awal dari bulan (ramdhan). Jika awal puasa hari ahad atau rabu, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 29.
Jika awal puasa hari selasa atau jum’at, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 27. Jika awal puasa hari sabtu, maka lailatul qadr jatuh pada tanggal 23.”.
Perbedaan waktu memulai dalam melaksanakan puasa dan hari raya sudah menjadi fenomena di berbagai belahan dunia. Belum pernah terjadi perbedaan memulai puasa atau hari raya dalam satu daerah pada masa Nabi dan sahabat.
Maka Ibn Rajab berinisiatif menulis sebuah tulisan kecil berjudul Ahkam Ikhtilaf fi Ru’yah Hilal Dzilhijjah . Para ulama berpendapat hukum berpuasa pada hari meragukan (yawm al-syakk) di akhir Sya’ban hukumnya makruh.
Ini adalah pendapat ‘Atha’, al-Tsauri, al-Layts, Abu Hanifah, Ahmad, Ishaq, dan juga ada riwayat dari Umar bin al-Khattab radliyallahu ‘anh. Ibnu Rajab al-Hanbali selanjutnya memilih pendapat yang menyatakan bahwa tidak boleh berbeda dengan imam dalam hal puasa dan hari raya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Mereka (para imam memimpin) shalat untuk kalian. Untuk itu seharusnya umat Islam di Indonesia mengikuti menteri agama sebagai perwujudan ulil amr yang harus ditaati.
Oleh karena itu Umat Muhammad agar tidak melalaikanNya dan mau muraqabah (merasa dilihat oleh Allah, dan dengan kesadaran ini mau menjalankan apa saja yang diperintakan oleh Allah) menunggu datangnya Lailatul Qadar dengan sabar tiap malam beri'tikaf (terutama) di masjid untuk mendapatkan kebaikan yang lebih baik dari seribu bulan, atau 83 (delapan puluh tiga) tahun, 4 (empat) bulan, sebagai mana Firman Allah: Lailatu al-qadri Khairun min Alfi Syahrin. Disitulah letak kelemahan manusia untuk mengetahui malam tanggal ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, disamping lemah juga karena tidak mengetahui yang sesungguhnya di malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang mana tepatnya datangnya Lailatul Qadar dimaksud. Jika awal puasa hari Sabtu maka lailatul qadar jatuh pada malam 23 (dua puluh tiga) Ramadhan (I'anatu Al-Thalibin, Juz: 2: 257). Dari berbagai macam ijtihad tersebut tetap saja tidak ada ketetapan secara pasti kapan Lailatul Qadar itu turun.
Isyarat Al-Qur'an: Walau fatachnaa 'alaihim baaban mina al-samaa'i fadholluu fiihi ya'rujuun, laqaaluu innamaa sukkirat abshaarunaa bal nachnu qaumun maschuuruun, yang artinya: dan kalau Kami bukakan salah satu pintu langit, mereka terus-menerus naik ke atas, tentulah mereka berkata sesungguhnya pandangan kami dikaburkan dan bahkan termasuk orang-orang yang kena sihir (QS, Al-Hijr: 14-15). Yang artinya: dua rokaat di malam Lailatul Qadar dengan membaca Fatihah dan surat al-ikhlash 7 kali maka pahalanya sebanyak 700.000 (tujuh ratus ribu) bulan.