Apakah Puasa Syawal Bisa Dilakukan Tidak Berurutan. Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan telah berakhir dengan perayaan Idul Fitri pada Kamis, 13 Mei 2021. Namun, ada juga masyarakat yang melanjutkan dengan puasa syawal sehari setelah Lebaran.
Tentang pelaksanaan puasa syawal itu, mereka berpedoman pada hadis yang menyebutkan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan kemudian ditambah dengan enam hari di bulan syawal, maka ia seperti puasa selama setahun penuh. Alasannya, karena memang teks hadits yang menyebutkan itu tidak memberikan tambahan adanya tatabbu’an atau berurutan. Karenanya tidak harus berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah yang penting masih di bulan syawal.
Suara.com - Meski Ramadan tahun 1441 Hijriah telah usai, bukan berarti umat muslim lantas kehilangan kesempatan mengeruk pahala dengan berpuasa. Begitu besarnya keutamaan bulan Syawal, bagi orang yang berpuasa untuk mengqadha hutang puasa Ramadannya pun tetap mendapat keutamaan puasa Syawal yaitu seakan berpuasa wajib selama setahun penuh.
Baca Juga: Lepas Penat di Masa Pandemi, Warga Jakarta Serbu Kawasan Puncak Bogor. Artinya, aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT. Bagi orang yang mendadak ingin menjalankan puasa Syawal di pagi atau tengah hari, orang tersebut masih bisa melakukannya dengan berniat saat itu juga selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh. Artinya, aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT. "Para sahabat beliau telah bersepakat tentang kesunahan puasa enam hari pada bulan Syawal. Berdasarkan hadis di atas, mereka berpendapat bahwasannya sunah mustahabbah untuk melakukannya atau menundanya sampai akhir Syawal, ini juga diperbolehkan.
Simak informasi di bawah ini mengenai puasa Syawal 2021. Niat Puasa Syawal yang boleh dilakukan Setelah Terbit Fajar Saat akan berpuasa disyaratkan untuk melakukan niat pada malam hari sebelum menjalankan puasa, yaitu sebelum terbit fajar.
Adapun puasa sunah justru dibolehkan untuk menghadirkan niat setelah terbit fajar karena Nabi Muhammad SAW pernah melakukan hal tersebut. AYO BACA : Bacaan Niat Puasa Syawal dan Waktu Pelaksanaanya. "Rasulullah SAW bertanya kepadaku pada suatu hari: 'Wahai Aisyah, apakah engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan pagi ini?)'.
Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, kita tidak memiliki sesuatu pun (untuk dimakan)’.
Pelaksanaan puasa enam hari bulan Syawal tidak mesti berurutan. Dalam ayat lain Allah menceritakan penuturan Nabi Musa:.
Ya Rabbku, agar supaya Engkau ridho (kepadaku)". Karena banyak sekali kerugian dari menunda-nunda amal. Rekan-rekan kami berkata: Sunnat hukumnya mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal.
Dan dianjurkan melakukannya secara berurutan di awal bulan Syawal. Namun boleh saja ia lakukan secara terpisah (tidak berurutan) di akhir bukan Syawal. Berdasarkan hadits Nabi yang umum dan mutlak tersebut. Tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, dan itulah pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad dan Dawud Az-Zhahiri.
PORTAL JEMBER - Tidak sedikit Muslim yang semangat untuk melakukan ibadah puasa sunnah Syawal setelah Ramadhan. Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. “Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun.” (HR. Namun, terkadang ada hambatan yang membuat tidak bisa melaksanakan puasa Syawal di awal bulan.
Alhasil, puasa Syawal baru bisa dilakukan setelah beberapa hari dan tidak berurutan. Baca Juga: Baca 2 Ayat Ini Setiap Hari, Rezeki Mengalir Deras dan Kecukupan Dunia Akhirat.
Bolehkah puasa Syawal yang demikian? Hal ini juga sering dialami oleh orang yang masih memiliki kewajiban utang puasa atau harus melaksanakan qadha puasa Ramadhan. Dilansir PORTAL JEMBER dari laman Rumaysho, berikut penjelasan tentang boleh tidaknya puasa Syawal dilakukan secara tidak berurutan.
Bola.com, Jakarta - Hari Raya Idulfitri menandai datangnya bulan Syawal dan berakhirnya Ramadan. Kemenangan bulan Syawal dilambangkan dengan manusia yang kembali suci seperti bayi, atau kembali ke fitrah.
Nah, setelah tanggal 1 Syawal, umat Muslim disunahkan kembali untuk menjalankan ibadah puasa. Meski namanya puasa Syawal, ibadah tersebut tidak diperbolehkan saat tanggal 1. Umat Muslim dianjurkan untuk mulai puasa selama enam hari setelah tanggal 1 Syawal. Jadi, puasa syawal ini dapat mulai dikerjakan setelah Hari Raya Idulfitri, yaitu tanggal 2-7 Syawal. Namun, bagi yang melaksanakan puasa Syawal tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa syawal seperti berpuasa satu tahun penuh. Sementara itu, tata cara melakukan puasa ini sama dengan puasa lainnya, yakni dimulai sebelum terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Adapun hal yang membedakan antara puasa Syawal dengan ibadah puasa lainnya hanya terletak pada niat puasanya saja. Berikut ini bacaan niat puasa Syawal lengkap beserta tata caranya, seperti disadur dari Liputan6, Rabu (12/5/2021).
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan niat Puasa Syawal, lengkap dengan tata cara pelaksanaannya. Sebab, pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.
Puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan atau berseling, yang penting masih di bulan Syawal. Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya sunah. Baca juga: Kalimat Ucapan yang Biasa Digunakan Rasulullah saat Hari Raya Idul Fitri.
Pejabat Penyuluh Agama Islam Kemenag Surakarta, Mufti Addin menyampaikan, Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari.
Niat puasa syawal adalah Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillâhi ta‘ala, berikut tata cara dan ketentuan puasa sunnah 6 hari. TRIBUNNEWS.COM - Setelah Hari Raya Idul Fitri 2021, umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa Syawal. Dianjurkan untuk dikerjakan selama enam hari secara berturut-turut. Baca juga: Bacaan Niat Puasa Syawal dan Tata Caranya, Lengkap dengan Manfaat, Tulisan Arab serta Latin. Di tahun ini, 2 Syawal 1442 H bertepatan dengan hari Jumat, 14 Mei 2021. Telah diketahui, tanggal 1 Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri, sehingga di hari tersebut umat Islam diharamkan berpuasa.
Pelaksanaan puasa Syawal dapat secara berturut-turut ataupun terpisah-pisah. Ada baiknya puasa Syawal dikerjakan sesegara mungkin karena itu bagian dari menyegerakan kebaikan. Hal itu berdasar penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam kitab Syarhul Mumti, sebagaimana dikutip dari laman Muhammadiyah.