Apakah Malam Nisfu Sya Ban Boleh Puasa. Lantas apakah masih boleh puasa di bulan sya'ban, setelah malam nisfu sya'ban? Pertanyaan ini biasanya disampaikan umat Islam yang masih punya utang puasa Ramadhan tahun lalu dan belum menggantinya hingga Bulan Sya'ban tiba. Atau, umat Islam yang biasa menjalankan puasa sunnah Senin - Kamis dan ingin terus mengamalkannya hingga Bulan Ramadhan tiba.
Ini karena ada satu hadis yang melarang puasa setelah nisfu Sya’ban, dan dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. Melansir Tribun Style berjudul "Hukum Berpuasa Setelah Malam Nisfu Syaban yang Jatuh pada 8 April 2020, Simak Penjelasan Para Ulama".
Dikutip dari situs Nahdatul Ulama, sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadis, Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Sya'ban. • Suara Virus Corona Terekam, Ilmuwan Amerika Menyulapnya Menjadi Alunan Musik.
• Simak Info Ini, Suplemen Untuk Anak-anak Menjaga Daya Tahan Tubuh saat Wabah Corona. Tidak hanya itu, bulan Sya’ban juga memiliki malam yang istimewa dan penuh berkah, yaitu malam nisfu Sya’ban.
Dianjurkan pada malam pertengahan Sya’ban memperbanyak ibadah, doa, dan istighfar. Setelah malam nisfu Sya’ban, apakah masih ada kesunnahan yang bisa kita lakukan?
Apakah pada tanggal 16 Sya’ban dan seterusnya masih dianjurkan untuk berpuasa? Terkait persoalan ini, ulama berbeda pendapat karena ada satu hadis yang melarang puasa setelah nisfu Sya’ban, dan dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد.
Tak ada acara khusus Nabi Muhammad saat malam nisfu syaban. Menurut Ahmad Zahro dalam bukunya Fiqih Kontemporer, Nabi Muhammad dan para sahabat tidak ada yang mengadakan acara khusus pada malam tersebut.
Namun, ini tidak berarti mengadakan acara di malam Nisfu Sya'ban dilarang atau bid'ah. Ini sama saja dengan acara peringatan Maulid Nabi, Isra Mi'raj, Nuzulul Quran, dan lain-lain.
Mungkinkah mayoritas umat Islam ini melakukan bid'ah yang berarti sesat dan akan masuk neraka? Persoalan lain yang muncul adalah kalau mengadakan acara malam Nisfu Sya'ban, acara atau amalan apa yang boleh dilaksanakan? Karena tidak ada contoh dari Nabi, maka kita boleh saja mengadakan acara yang positif, tidak bertentangan dengan ajaran Nabi dan bernilai mendidik umat, seperti ceramah agama, zikir bersama, atau amalan lain yang bersumber dari ajaran Nabi, seperti yasinan, shalat taubat, banyak beristighfar memohon ampunan, sedekah dan lain-lain.
Adapun jika ada yang mengadakan sholat Nisfu Sya'ban, maka jangan lakukan itu karena shalat adalah ibadah mahdhah (murni) yang mutlak harus ada tuntunan dari Nabi. Sedang sholat Nisfu Sya'ban itu tidak ada dalam literatur fikih mazhab apa pun.
Baca Juga: Beredar Video Mery Kusumawati Ungkap Perasaan Ventje Rumengkang Soal Partai Demokrat, Vera Vebyanthy: Bohong! Baca Juga: Jubir: Cegah Kerumunan, Tak Ada Registrasi Vaksinasi di Grab Vaccine Center. Rasulullah diriwayatkan oleh Aisyah ra, paling banyak melakukan puasa selain Ramadhan di bulan Syaban. Ulama Mazhab Syafi’I menyatakan puasa setelah nisfu Syaban haram kecuali dengan syarat tertentu. Baca Juga: Rizal Ramli Unggah Kenangan Ventje Rumengkang, Rachland Nashidik Komentar: Saya Tahu Sifat Oportunis Anda.
Ya, Nisfu Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban bertepatan pada 8 April lalu.Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan, telah diriwayatkan hadis dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda:إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ، فَلَا تَصُومُوا"Jika sudah masuk pertengahan Sya'ban, janganlah berpuasa.". Tapi ternyata, ada hadis lagi yang mengatakan bahwa Nabi banyak berpuasa sunah di bulan Sya'ban dan hanya sedikit melepasnya.
Artinya, sepanjang hayat beliau sering berpuasa di bulan Sya'ban.Lebih lanjut, Luky mengatakan, para ulama kemudian membahas hal ini lebih dalam. "Sekalipun sudah lewat setengah bulan Sya'ban, pelaksanaan mengqadha ibadah puasa ini dibolehkan banyak ulama, artinya enggak masalah, silahkan bayar qadha-nya sebelum betul-betul masuk tanggal 1 Ramadhan. Karena konsekuensinya kalau sudah masuk tanggal 1 Ramadhan dan masih ada puasa yang tersisa, ya berarti harus mengeluarkan fidyah sebagai bentuk denda," tukasnya.Simak juga tips mengajarkan anak salat dalam video ini:.
Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadan tahun ini diperkirakan jatuh pada pertengahan Mei. Biasanya menjelang bulan Ramadan, banyak kita jumpai umat Muslim berkejaran dengan waktu untuk membayar utang puasa tahun sebelumnya.
Bagaimana hukum membayar utang puasa setelah memasuki malam Nisfu Sya'ban? Bolehkah kita meng-qadha atau membayar utang puasa hingga Ramadhan tiba? Dalam laman tanya jawab bahtsul masail nu.or.id, yang dikutip Senin, 7 Mei 2018, disebutkan bahwa utang puasa harus dibayar karena itu hak Allah SWT, walaupun manfaatnya kembali kepada manusia tersebut.
Untuk pembayaran puasa Ramadan setelah memasuki nisfu Sy'ban, ada perbedaan pendapat para ulama. Ada yang mengharamkan puasa pada pertengahan Sya'ban hingga bulan Ramadan tiba.
Malam Nisfu Syaban memiliki beberapa keutamaan dan manfaat antara lain dosa-dosa kita akan diampuni. Malam Nisfu Syaban juga disebutkan dalam hadist riwayat Imam Ibn Majah.
"Nabi SAW bersabda, 'Apabila tiba malam Nisfu Syaban maka sholatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena rahmat Allah SWT akan turun ke langit dunia pada saat tersebut sejak terbenam matahari dan Allah SWT berfirman, 'Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, adakah yang meminta rizki, maka akan kuberikan rizki untuknya, adakah orang yang terkena musibah maka akan Aku lindungi, adakah sedemikian, adakah sedemikian, hingga terbit fajar.". Ustaz Abdul Somad dalam sebuah video yang dikirimkan kepada detikcom pada April 2020, menyebutkan pada malam Nisfu Syaban dianjurkan untuk membaca surat Yasin 3 kali setelah Maghrib. Dilansir buku 'Aku Yakin Menjadi Kaya (Dilengkapi Do'a dan Zikir) karya Kholidin, surat Al Waqiah dibaca pada malam hari. Berikut doa malam Nisfu Syaban dilansir buku Kalender Harian Ibadah Sunnah oleh Mujahidin Nur:.
Pada bulan Sya’ban diperintahkkan kepada kita untuk memperbanyak puasa sunnah, lebih banyak dari bulan-bulan yang lain. Kita dianjurkan untuk melafalkan niat puasa sunah Sya‘ban di malam harinya.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah SWT.”. Ketiga, memperbanyak istighfar karena tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Pada malam inilah sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Mu‘az bin Jabal Radhiallahu ‘anhu, “Allah mendatangi semua makhlukNya dan memberikan ampunan kepada mereka atas segala dosa kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang yang saling bermusuhan”.
Rasulullah dalam hadis riwayat ‘Aisyah menganjurkan supaya memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban ketimbang bulan-bulan lainnya. Anjuran memperbanyak puasa sunnah lebih-lebih karena kemuliaan bulan Sya’ban yang di dalamnya terdapat malam pertengahan (Nifsu Sya’ban) di mana amal manusia diangkat ke langit Allah Swt.
Perhatian itu dianggap penting sebab di bulan Ramadan seorang muslim diwajibkan berpuasa penuh selama 30 hari. “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan melakukan puasa sehari atau dua hari (sebelumnya), kecuali seseorang yang terbiasa berpuasa (dan waktu kebiasaan puasanya itu jatuh) pada hari itu, maka silahkan dia berpuasa pada hari itu,” demikian penjelasan Nabi dalam hadis riwayat Abu Hurairah RA.
Sementara itu untuk ibadah khusus di malam Nisfu Sya’ban, Agus Tri Sundani melanjutkan, bahwa Muhammadiyah tidak mengenal ibadah khusus meski terdapat banyak hadis yang menyinggung keutamaan malam itu. “Sekali lagi, peringatan-peringatan itu dalam Muhammadiyah memang tidak ada acara-acara khusus, tapi yang jelas amalan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah adalah memperbanyak puasa, karena memang kita bersiap menjalani Ramadan,” pungkasnya.
TRIBUNNEWS.COM- Di bulan Syaban ini, tidak jarang umat muslim melakukan ibadah puasa sunah, Ayyamul Bidh yang bisa digabung dengan Puasa Nisfu Syaban 2019. Itu artinya, puasa Ayyamul Bidh ini bisa digabung pelaksanaannya dengan puasa Nisfu Syaban 2019 yang dimulai pada Jumat, (19/04/2019) hari ini. Seperti diketahui, puasa Nisfu Syaban 2019 jatuh pada 21 April 2019. Jika kamu yang sebelumnya telah melaksanakan puasa hari pertama di bulan Syaban, bisa berpuasa ayyamul bidh pada tanggal 13,14, dan 15 Syaban. Sebelum melaksanakan ibadah tersebut, kamu harus memperhatikan bacaan niat Puasa Ayyamul Bidh yang dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah. Baca: Besok Ibadah Malam Nisfu Syaban, Perempuan Haid Bisa Mendapatkan Pahala yang Sama, Lakukan Hal Ini.
Untuk bulan Rajab ini, puasa ayyamul bidh akan jatuh pada:. Sabtu, 14 Sya'ban 1441 H/ 20 April 2019: Puasa Sunnah Ayyamul Bidh hari kedua.