Apakah Boleh Puasa Asyura Di Hari Jumat. Ketika seseorang meninggalkan kewajiban puasa di bulan Ramadhan, maka ada konsekuensi yang perlu ditanggung. Kata al-qadha dalam bahasa Arab punya banyak makna, di antaranya bisa bermakna hukum dan juga penunaian.
Secara istilah menurut buku "Belum Qadha Puasa Sudah Masuk Ramadhan Berikutnya" oleh M. Aqil Haidar, Lc, qadha adalah berpuasa di hari lain di luar bulan Ramnadhan, sebagai pengganti dari hari-hari yang ia tidak berpuasa pada bulan itu. Menurut buku "Fiqih Sunnah 2" oleh Sayyid Sabiq, mayoritas ulama berpendapat bahwa larangan tersebut bersifat makruh bukan haram, kecuali jika seseorang berpuasa satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya. Ketika puasa hari Jumat dilakukan dengan kondisi seperti itu maka hukumnya tidak makruh.
Sehingga bisa dikatakan tidak boleh berpuasa secara tunggal pada hari Jumat. Adapula dari Juwairiyah binti al Harits radhiyallahu'anha, ia yang mendukung terkait hadits di atas, beliau mengatakan:. "Nabi SAW memasuki rumahnya pada hari Jumat dan ia sedang berpuasa. Jadi bagi detikers yang ingin membayar utang puasa Ramadhan di hari Jumat, pastikan tidak melaksanakannya secara tunggal ya. Elon Musk: Aku Puasa Secara Berkala dan Merasa Lebih Sehat.
Syekh Muhammad Jaber menjawab pertanyaan netizen soal hukum berpuasa Arafah di hari Jumat saja. Suara.com - Puasa sunah sebelum Hari Raya Idul Adha biasanya dilakukan pada tanggal 1-9 Dzulhijjah.
adik almarhum Syekh Ali Jaber ini membacakan salah satu pertanyaan netizen. Puasa ini pun juga berlaku untuk hari-hari sunah berpuasa lainnya, bukan hanya saat Arafah.
Di hari Arafah ini Syekh Muhammad Jaber juga mengingatkan soal amalan bulan Dzulhijjah yang bisa dilakukan selain berpuasa. "Jangan lupa perbanyak takbiran di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sampai ba'da Id," pungkasnya.
“Ibnu Umar ditanya tentang puasa Arafah ketika berada di bukit Arafah, dia menjawab, ‘Aku pernah melaksanakan haji bersama Nabi Muhammad SAW dan dia tidak puasa di Arafah, aku juga pernah haji bersama Abu Bakar beliau juga tidak puasa Arafah, pernah juga bersama Umar dan dia tidak berpuasa, demikian halnya bersama Utsman, beliau juga tidak berpuasa. Aku sendiri tidak berpuasa dan tidak menyuruh orang lain untuk berpuasa, dan tidak juga melarangnya’.” (HR. Bukhari).
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Khalily (orang terdekatku) mewasiatkan kepadaku dengan tiga perkara, aku tidak akan meninggalkannya sampai mati; berpuasa 3 hari dari setiap bulan, mengerjakan shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah berwitir.” HR. Diperbolehkan berpuasa lebih dari tiga setiap bulan, bisa diperakirakan akan mendapati hari Sabtu salah satunya. قال القاضي : ويستثنى ما إذا وافق سنة مؤكدة كأن كان السبت يوم عرفة أو عاشوراء. وقال العلامة علي القاري :[ قال الطيبي : قالوا النهي عن الإفراد كما في الجمعة والمقصود مخالفة اليهود فيهما والنهي فيهما للتنزيه عند الجمهور وما افترض يتناول المكتوب والمنذور وقضاء الفوائت وصوم الكفارة وفي معناه ما وافق سنة مؤكدة كعرفة وعاشوراء ، أو وافق ورداً ].
[ والصواب على الجملة ما قدمناه عن أصحابنا أنه يكره إفراد السبت بالصيام إذا لم يوافق عادة له ]. ( ذكر العلة التي من أجلها نهى عن صيام يوم السبت مع البيان بأنه إذا قرن بيوم آخر جاز صومه).
Puasa pada tanggal 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri dilarang oleh Rasulullah SAW. Atas pendapat beberapa ulama, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa di bulan ini karena masih termasuk dalam hari Ied.
Sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim, dari Nubaisyah Al Hudzali berkata, nabi SAW bersabda:. Salah satu hadits yang menjadi dasar larangan puasa di hari Syak sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari dan al Hakim,.
Artinya: "Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam.". Seperti diketahui suci dari haid dan nifas adalah syarat untuk bisa menjalankan puasa.
Adapun menjalankan puasa di waktu tersebut maka akan mendapat dosa karena melakukan larangan-Nya.
Juga terdapat hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309). Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Jika seseorang berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian bukan maksud untuk pengkhususan karena hari tersebut adalah hari Jum’at namun karena itu adalah waktu longgarnya saat itu, maka pendapat yang tepat, itu masih dibolehkan.” (Syarhul Mumthi’, 6: 477).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Larangan mengkhususkan puasa pada hari Jum’at dimaksudkan karena sebagian orang menyangka ada keutamaan disunnahkannya puasa pada hari tersebut. Dijelaskan di sini bahwa puasa pada hari Jum’at itu dilarang. Syarhul Mumthi’ ‘ala Zaadil Mustaqni’, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1424 H. Syarh ‘Umdatil Ahkam, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Darut Tauhid, cetakan pertama, tahun 1431 H.
Disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, di siang hari selepas shalat Zhuhur, 10 Syawal 1434 H.
Bagaimana penjelasan hadits Juwairiyah yang berpuasa pada hari Jumat lantas Nabi menyuruh berbuka? Misal hari Kamis lupa berpuasa atau belum tahu, apakah dia tetap berpuasa pada 9 Dzulhijjah (puasa Arafah) atau tidak? Para ulama yang terhimpun dalam al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-‘Ilmiyah wal Ifta’ pernah ditanya tentang hukum seseorang berpuasa Arafah yang bertepatan dengan hari Jumat, tetapi dia tidak berpuasa pada hari sebelumnya?
Sebab, terdapat anjuran dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk melakukan puasa (Arafah) disertai dengan penjelasan keutamaan dan pahalanya yang besar. Adapun puasa hari Asyura akan menghapus dosa tahun sebelumnya.” (HR.
Sementara itu, orang yang berpuasa pada hari Jumat karena faktor lain yang dianjurkan dan didorong oleh syariat, ini tidak dilarang, tetapi justru disyariatkan meskipun hanya berpuasa pada hari itu. Namun, jika dia berpuasa pada hari sebelumnya, itu lebih baik dalam rangka kehati-hatian dalam mengamalkan dua hadits tersebut dan sebagai tambahan pahala.
Tetapi kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 Muharram (Tasu‘a) agar berbeda dengan umat Yahudi di masa lalu. و) يوم (عاشوراء) وهو عاشر المحرم لأنه يكفر السنة الماضية كما في مسلم (وتاسوعاء) وهو تاسعه لخبر مسلم لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع فمات قبله والحكمة مخالفة اليهود ومن ثم سن لمن لم يصمه صوم الحادي عشر بل إن صامه لخبر فيه.
(Disunahkan) juga puasa Tasu‘a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu‘a.’ Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu‘a. Tetapi juga puasa 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu‘a sesuai hadits Rasulullah SAW,” (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).
Agar berbeda dari kaum Yahudi di masa Rasulullah, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 dan 11 Muharram. Artinya, “(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya),” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266). Keterangan ini bukan berarti menyamakan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura dan kaum Yahudi.