Adakah Puasa Sunnah Di Bulan Muharram. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Puasa yang paling utama di antara bulan-bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram, Rajab -pen) adalah puasa di bulan Muharram (syahrullah)” (Lathoif Al Ma’arif, hal.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. “Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.” (HR.
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal.
Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi.” (Lihat Fatwa Syaikh Ibnu Baz di sini).
Namun, khusus untuk 1 Muharram tidak memiliki anjuran tersendiri yang tercantum dalam hadits atau pun Al Quran. Yang disunahkan adalah memperbanyak puasa pada bulan Muharram," papar Wahyul, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (9/8/2021). Wahyul juga menambahkan bahwa tidak ada niat khusus yang bisa dilafalkan untuk berpuasa pada 1 Muharram.
Hal ini berarti ibadah tersebut dapat dilakukan tanpa memerlukan sebab tertentu dan kapan saja kecuali waktu-waktu yang diharamkan. Rasulullah SAW selalu mengerjakan kedua puasa sunnah tersebut pada bulan Muharram. Jadi kesimpulannya, puasa 1 Muharram tidak ada anjuran khusus dari dalil hadits ataupun Al Quran.
Sahabat Hikmah dapat berpuasa sunnah Asyura dan Tasu'an yang lebih dianjurkan untuk diamalkan pada bulan Muharram.
(Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.". Baca Juga: Mengenal Gejala GERD dan Cara Mengatasinya Menurut dr. Zaidul Akbar.
Jika ada, puasa sunnah apa saja yang dapat dilaksanakan di bulan haram ini? Dikutip Portal Jember dari kanal YouTube Ceramah Pendek dalam video Puasa-puasa Sunnah di Bulan Muharram Apa Saja?
yang diunggah 30 Oktober 2017 lalu, berikut penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH). Awalnya, seorang jamaah bertanya mengenai jenis-jenis puasa sunnah di bulan Muharram. Baca Juga: 10 Ucapan Ini Ternyata Dapat Hancurkan Hati Anak, Simak Penjelasan Lengkap Syekh Ali Jaber.
Terdapat sejumlah tanggal penting dan jadwal puasa sunah di bulan Muharram. Bulan Muharram terdiri dari 29 hari sehingga berakhir pada Selasa, 7 September 2021. Empat bulan haram itu adalah Muharram, Rajab, Dzulqaidah, dan Zulhijah. Pada bulan Muharram, umat Islam dianjurkan banyak beribadah kepada AllahSWT.
Salah satu ibadah yang bisa dilakukan adalah puasa sunah. Pada tahun 2021, jadwal puasa Tasua bertepatan dengan Rabu, 18 Agustus 2021.
Berikut tanggal penting dan jadwal puasa sunah di bulan Muharram 1443 H:.
JAKARTA, iNews.id - Hukum Puasa di Bulan Muharram adalah sunnah menurut para ulama dan sangat dianjurkan untuk dikerjakan terutama Puasa Asyura 10 Muharram. Dalil puasa di Bulan Muharram ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallahu‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :.
Niat Puasa Bulan Muharram Lengkap dengan Arti serta Keutamaannya. أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم.
Dahsyatnya Amalan di Bulan Muharram dari Puasa Asyura hingga Menyantuni Anak Yatim. Keutamaan puasa di Bulan Muharram dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.”. Sesuai kalender Islam, Tahun Baru Islam 2021 atau 1 Muharram 1443 Hijriyah jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021 dan Muslim bisa melaksanakan puasa sunnah Muharram. Puasa sunnah di Bulan Muharram ini boleh dikerjakan pada awal, tengah maupun akhir bulan.
Namun, ada puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan di Bulan Muharram ini, yakni Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA menjelaskan, dalam kitab I‘anatut Thalibin, salah satu kitab yang banyak digunakan dalam mazhab Asy-Syafi‘iyyah, pada jilid 2 hal 267, disebutkan bahwa memang banyak amalan di bulan Muharram.
Ibadah puasa ini amalan sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW sehingga perlu untuk mengamalkannya. "Sebabnya adalah itu hari kemenangan Nabi Musa AS dan pengikutnya atas firaun dan bala tentaranya," kata Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz Dr Muhammad Zaitun Rasmin, saat dihubungi, Republika.co.id, Kamis (19/8). Menurut Ustadz Zaitun yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI ini menyampaikan, nilainya dari puasa Syura ini bisa menghapuskan dosa (selain dosa besar) selama setahun yang telah berlalu. Demikian juga Imam Syafii dalam kitabb Al-Umm dan Al-Imla menyatakan kesunnahan berpuasa tiga hari itu, termasuk pendapat Abu Hamid dan lainnya.
Dalilnya adalah riwayat dari Imam Ahmad “Puasalah hari Asyura, dan berbedalah dengan Yahudi (dengan) puasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”. Akan tetapi kebolehan puasa 11 Muharam didukung hadits sahih yang umum riwayat imam Muslim:. Jadi yang mau puasa tanggal 11 Muharam untuk melengkapi puasa Asyuranya silakan dan yang merasa cukup dengan asyura saja juga silakan.".
Salah satunya adalah tanggal 10 Muharram yang dikenal sebagai hari Asyura yang jatuh pada Kamis 19 Agustus 2021. Umat Islam memasuki tanggal 10 Muharram disunahkan melakukan puasa Asyura, dimana pada tanggal ini Allah SWT telah menunjukkan kekuasaannya dan pahala berlimpah..
Lalu setelah melaksanakan puasa Asyura pada 10 Muharram, apakah diperbolehkan melanjutkan dengan puasa pada tanggal 11 Muharram, bagaimanakah hukumnya. Baca Juga: 10 Keutamaan Hari Asyura pada 10 Muharram yang Ditemukan dalam Alquran dan Sunnah. Baca Juga: Inilah 9 Zikir yang Dianjurkan Dibaca pada Puasa Ayura 10 Muharram untuk Mendapatkan Pahala Berlimpah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu puasa sunnah adalah puasa ‘Asyura yaitu tanggal 10 Muharram. Kita diperintahkan juga puasa Tasu’a yaitu tanggal 9 Muharram dengan tujuan menyelisihi Yahudi yang puasa juga tanggal 10 Muharram.
Bagaimana dengan puasa tanggal 11 Muharram? Mengutip dari muslim.or.id, dalam artikel berjudul “Hukum Puasa 11 Muharram”, memang terdapat hadits bahwa cara menyelisinya Yahudi adalah puasa sebelum (9 Muharram) & sesudahnya (11 Muharram), akan tetapi sebagian ulama menilai hadits ini Dhaif. Pendapat terkuat bahwa puasa tanggal 11 Muharram juga diperbolehkan dengan dalil keumuman keutamaan berpuasa di bulan Muharram, sehingga seseorang bisa berpuasa di tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, meskipun yang terbaik adalah puasa tanggal 9 dan 10 saja.
Sebab bisa jadi Nabi saw baru diberi tahu keutamaan Muharram yang melebihi Sya’ban di masa-masa akhir hidupnya, atau bisa jadi Nabi saw sudah mengetahuinya namun tidak sempat memperbanyak puasa di bulan Muharram karena berbagai halangan, seperti sakit bepergian, dan semisalnya (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Minhâj Syarhun Shahîh Muslim bin al-Hajjâj, [Bairut, Dârul Ihyâ-it Turâtsil ‘Arabi, 1392 H], cetakan kedua, juz VIII, h. 55). (An-Nawawi, al-Minhâj Syarhu Shahîh, juz VIII, h. 55; Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatâwal Kubrâl Fiqhiyyah, [Dârul Fikr], juz II, h. 54; Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fî Irsyâdil Mubtadi’în, [Bairut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah, cetakan pertama: 1422 H/2002 M], h. 192; dan Abdullah Abdirrahman Bafadhal al-Hadlrami, al-Muqaddimatul Hadlramiyyah, [Damaskus, ad-Dârul Muttahidah: 1413 H], h. 139). Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dalam awal tulisan.
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Keempat, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad). Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
DESKJABAR – Pada 18-19 Agustus 2021, umat Islam disarankan melakukan ibadah puasa bulan Muharram 1443 Hijriah. Namun, ada pertanyaan, apakah boleh puasa hanya tanggal 10 Muharram saja ?
Ustad Abdul Somad menjelaskan, baik tanggal maupun manfaat. Baca Juga: 17 Agustus, Ada Foto Viral Lomba Bertahan Hidup Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Puasa Tasu’a dan Asyura, Memiliki Sejumlah Pahala Bagi yang Melakukannya. Keterangan Ustad Abdul Somad tersebut dilontarkan pada channel YouTube Taman Surga Net.