Ayat Tentang Infaq Dijalan Allah. Oleh sebab itu, hokum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Al-Baqarah[2]:276); “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. At-Taubah [9]: 103); “Sedekah tidak akan mengurangi harta” (HR.

Sedekah, selain bisa dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau pemikiran, dan bahkan sekedar senyuman. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dam muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Zakat adalah fardu‘ain bagi setiap muslim. Macam-macam Zakat.

Harta yang wajib dikeluarkan pada bulan Dan sebelum pelaksanaan sholat Idul fitri. Zakat maal (harta). Harta yang sudah memenuhi syarat tertentu dan waktu tertentu pula, wajib mengeluarkan zakat maal.

Jenis-jenis Harta Yang Wajib Zakat. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya setelah melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga dibayar secara Gharimin, orang memiliki tanggungan Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat (baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat. Maka Nishob zakat Profesi setiap bulan Maret sebesar Rp. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infak dan sedekah dapat menghindarkan orang dari bala dan kesempitan. Pengertian Infak/ Sedekah. Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.

Jika zakat ada nisabnya, Infak tak mengenal nishab.Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit (Qs. Tetapi rizki dan harta juga bisa menghantarkan kita ke surga jika kita mensyukuri dan membelanjakannya di jalan Allah (Q.S. Salah satu jalan mensyukuri rizki adalah dengan mengeluarkan infak. Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang berbuat kebajikan.”(Q.S Ali-Imran 134).

Untuk itu kami Baitul Maal TAMZIS mengajak saudara sesama muslim untuk memberikan infak/ sedekah terbaiknya. Baitul Maal TAMZIS.

Baitul Maal TAMZIS berdiri sejak 2006 yang secara umum mengelola dana zakat, infak/ sedekah dan wakaf untuk kesejahteraan umat secara umum melalui beberapa program antara lain: Beasiswa ustadz dan ustadzah, pemberdayaan ekonomi, Santunan anak yatim dan dhuafa dan Peduli kemanusiaan. Pentingnya Infak/ Sedekah.

Imam Bukhari dan Muslim) Harta bendanya hancur dan rusak (HR. Dasar Wakaf Uang.

Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh) Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara Syari. Sekilas Wakaf Uang.

Imam Az Zuhri (wafat 124 H) salah seorang ulama terkemuka dan peletak dasar tadwin al-hadits memfatwakan, dianjurkan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan sarana dakwah, sosial, dan pendidikan umat Islam. Di Indonesia, wakaf Uang baru popular tahun 200-an. Wakaf uang banyak diinvestasikan pada bisnis berbasis syariah.

Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan sesorang, kelompok orang, lembaga atau badan hokum dalam bentuk uang tunai. Wakaf UANG TAMZIS sudah berjalan sejak 2006.

Adapun Wakaf Uang TAMZIS ini merupakan upaya mengoptimalkan potensi-potensi wakaf yang ada dalam diri karyawan dan anggota TAMZIS. Mengapa Wakaf Uang. Dengan pemahaman dan kesadaran baru tentang wakaf uang, orang yang ingin wakaf tak harus menunggu kaya.

Hasil dari pengelolaan dari wakaf uang tersebut akan diserahkan pada Baitul Maal TAMZIS untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak dalam bentuk program-program pendidikan, kesehatan, sosial umum dan pemberdayaan ekonomi. Kita tahu, Mauquf Alaih (Penerima Manfaat) adalah Rukun dalam Wakaf, maka Anda selaku Donatur Wakaf uang dapat mengarahkan Penerima Manfaat atas wakaf Anda pada program:.

Bisnis berbasis syariah untuk pengembangan Insan Produktif; Pendidikan untuk pengembangan Insan Qur’ani; Pemberdayaan ekonomi untuk pengembangan Insan Mandiri; Wakaf saran ibadah; Makmur Masjidku; atau Menyerahkan kepada Nazhir untuk penyaluran (Tidak Terikat). Sebagai gambaran, berikut sekilas program-program Wakaf Uang TAMZIS di bidang Bisnis Berbasis Syariah, Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan Wakaf Sarana Ibadah:.

Pahala Orang yang Menginfakkan Harta di Jalan Allah

Ayat Tentang Infaq Dijalan Allah. Pahala Orang yang Menginfakkan Harta di Jalan Allah

Barangsiapa melakukan kebaikan apa saja ia akan memperoleh pahala 10 kali lipat. Dan barangsiapa membelanjakan hartanya dijalan Allah ia akan memperoleh pahala 700 kali lipat dari setiap harta yang dibelanjakannya. Syekh Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi menerangkan, rusaknya dan miskinnya amalan di dunia menyebabkan seseorang tidak memperoleh apa pun di akhirat kelak sehingga orang seperti itu rugi dunia dan rugi akhirat. Abu Hurairoh r.a. meriwayatkan Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa bersedekah satu biji kurma dengan syarat dari harta yang halal bukan dari harta yang haram karena Allah subhanahu wa ta'ala, maka Allah SWT akan memelihara sedekah itu sebagaimana kalian melihat anak kuda kalian sehingga sedekah itu akan menjadi besar seperti gunung.".

Membangkitkan Semangat Jihad dan Infaq di Jalan Allah; Tafsir

Ayat Tentang Infaq Dijalan Allah. Membangkitkan Semangat Jihad dan Infaq di Jalan Allah; Tafsir

Ketika dicermati secara mendalam, terdapat tiga keterkaitan pemikiran antara ayat-ayat tersebut dengan ayat-ayat sebelumnya. Pertama, makna kata “memberi pinjaman kepada Allah” dalam frasa yuqridlullaha qardlan hasanan (يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضًا حَسَنًا).

Jika hal itu dilakukan dengan keikhlasan, Allah akan melipatgandakan perolehan sebagaimana telah dinyatakan pada ayat 245. Hal itu merupakan sebuah perjuangan dan bukan sebagai musibah dalam rumah tangga.

Berperang atau berjuang merupakan salah satu mekanisme untuk melangsungkan kehidupan berbangsa tersebut. Ayat 243 ini memberikan gambaran bahwa kita harus mau memahami dan merenungkan kejadian yang telah terjadi sebagai pelajaran untuk kehidupan kini.

Hal ini terungkap dalam kata alam tara (أَلَمْ تَرَ) yang berarti “apakah kamu tidak memperhatikan”. Para mufasir berbeda tafsirannya dalam menjelaskan apakah peristiwa yang dikisahkan itu terjadi secara nyata atau tidak.

Sayyid Quthub dalam kitab Fi Zhilal al-Qur`an menyatakan bahwa yang terpenting dalam ayat tersebut adalah substansi pelajaran yang dapat diperoleh, bukan peristiwanya, bukan pula tempat dan kapan waktunya (Sayyid Quthub, Fi Zhilal al-Qur`an, (Beirut: Dar al-Syuruq, Cet.ke-15, tahun 1408 H/1988 M), Jilid I, juz 1-4, hlm. Sementara itu, Muhammad Abduh lebih tegas lagi menyatakan bahwa ceritera dimaksud bukanlah ceritera dalam arti sesungguhnya (la qishshatan waqi’atan) (Muhammad Rasyid Ridla, Tafsir al-Qur`an al-Karim al-Syahir bi Tafsir al-Manar (Beirut: Dar al-Fikri, Cet. Kemudian al-Zamakhsyari, Ibnu Katsir, dan Muhammad ‘Abduh menyatakan bahwa istifham dalam ayat tersebut merupakan istifham litta’ajjub wal ibrah atau wal i’tibar (pertanyaan dalam arti keheranan sembari memberi pelajaran (i’tibar).

Ayat 243 ini juga merupakan sindiran atas orang yang menjadi pengecut dengan lari dari tanggungjawab kehidupannya sebelum berani menghadapinya. Hal ini tercermin dari bunyi ayat alladzina kharaju min diyarihim wa hum ulafun hadzaral maut (الَّذِينَ خَرَجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ) yang artinya “orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati”. Sebuah contoh riil dari makna ayat di atas adalah penjelasan Hamka dalam Tafsir al-Azhar mengenai pengalaman empirik perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Hal ini disebabkan karena motivasi apapun yang kita jadikan dasar berjuang akan diketahui oleh Allah. al-Shaf (61): 10-11, ditegaskan bahwa berjuang atau berjihad di jalan Allah bagaikan sebuah perniagaan yang dapat menyelamatkan dari azab dan siksa neraka.

(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Kemudian, berjuang di jalan Allah, termasuk berperang, tidak harus terkendala dengan musibah yang mendera kehidupan keluarga atau rumah tangga. Tafsir Tahliliy ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Berinfak Di Jalan Allah

Ayat Tentang Infaq Dijalan Allah. Berinfak Di Jalan Allah

Di antara kunci-kunci rizki lain adalah berinfak di jalan Allah. Dalil Syar’i Bahwa Berinfak Di Jalan Allah Adalah Termasuk Kunci-Kunci Rizki.

Ada beberapa nash dalam Al-Qur’anul karim dan Al-Hadits Asy-Syarif yang menunjukkan bahwa orang yang berinfak di jalan Allah akan diganti oleh Allah di dunia. “Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik” [Saba’/34 : 39].

Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata : “Betapapun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkanNya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ..” [2]. Imam Ar-Razi berkata, ‘Firman Allah : “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya” adalah realisasi dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :. Maka jika Dia berkata : “Nafkahkanlah dan Aku yang akan menggantinya”, maka itu sama dengan janji yang pasti Ia tepati. Sebaliknya, siapa yang tidak berinfak maka hartanya akan lenyap dan dia tidak berhak mendapatkan ganti.

Lalu ia berkata, hal itu lebih baik daripada pelan-pelan harta itu binasa. Jika ia tidak menjualnya sampai harta itu binasa maka dia akan disalahkan.

Dan jika ada orang mampu yang menjamin orang miskin itu, tetapi ia tidak mejualnya (kepada orang tersebut) maka dia disebut orang gila. “Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik” [Saba’/34 : 39].

Jadi, seakan-akan barang-barang tersebut adalah jaminan yang diberikan Allah dari rizkiNya, agar orang tersebut percaya penuh kepadaNya bahwa dia berinfak, Allah pasti akan menggantinya. Selain itu, Allah menegaskan janjiNya dalam ayat ini kepada orang yang berinfak untuk menggantinya dengan rizki (lain) melalui tiga penegasan.

Dalam menafsirkan ayat yang mulia ini, Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata : “Dua hal dari Allah, dua hal dari setan. (Dan dua hal dari Allah adalah), “Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya”, yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, “dan karunia” berupa rizki.

Al-Qadhi Ibnu Athiyah menafsirkan ayat ini berkata : “Maghfirah (ampunan Allah) adalah janji Allah bahwa Dia akan mencukupi kesalahan segenap hambaNya di dunia dan di akhirat. Adapun Allah, maka ia menjanjikan kepada hambaNya ampunan dosa-dosa daripadaNya, serta karunia berupa penggantian yang lebih banyak daripada yang ia infakkan, dan Dia meipatgandakannya baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat” [7].

Betapa besar jaminan orang yang berinfak di jalan Allah ! Seorang hamba berinfak di jalan Allah, lalu Dzat Yang DitanganNya kepemilikan segala sesuatu memberikan infak (rizki) kepadanya.

Imam An-Nawawi berkata : “Firman Allah (dalam hadits Qudsi), ‘Berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu’ adalah makna dari firman Allah dalam Al-Qur’an. “Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rizki yang terbaik yang akan menggantinya” [Saba/34 : 39]. Dalil Lain Bahwa Berinfak Di Jalan Allah Adalah Diantara Kunci-Kunci Rizki. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan)’.

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa terdapat malaikat yang berdo’a setiap hari kepada orang yang berinfak agar diberikan ganti oleh Allah. Yakni ganti yang baik, atau ganti di dunia dan ganti di akhirat.

“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rizki yang tebaiki” [Saba/34 : 39] [11]. Dalil Lain Adalah Apa Yang Diriwayatkan Oleh Imam Al-Baihaqi. Apakah Dzat Yang memiliki Arsy akan menghinakan orang yang berinfak di jalanNya, sehingga ia mati karena miskin dan tak punya apa-apa ?

“Ketika seorang laki-laki berada di suatu tanah lapang dari bumi ini, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Siramilah kebun si fulan!’. Dan itu adalah namamu. “Dan aku jadikan sepertiganya untuk orang-orang miskin dan peminta-minta serta ibnu sabil (orang-orang yang dalam perjalanan)” [Op.

Imam An-Nawawi berkata : “Hadits itu menjelaskan tentang keutamaan bersedekah dan berbuat baik kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Lihat pula, Tafsirut Tahrir wa Tanwir, di mana di dalamnya disebutkan, ‘Secara lahiriah, ayat ini menunjukkan adanya penggantian rizki, baik di dunia maupun di akhirat’ (22/221). At-Tafsirul Qayyim, hal.168, Lihat pula, Fathul Qadir oleh Asy-Syaukani 1/438 dimana dia berkata : “Fadhl (karunia) itu adalah bahwa Allah akan mengganti kepada mereka dengan sesuatu yang lebih utama dari apa yang mereka infakkan.

Shahihul Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Firman Allah Tentang Do’a : Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menginfakkan hartanya’ no. Shahih Muslim, Kitab Az-Zuhd wa Raqaiq, Bab Ash-Shadaqah alal Masakin, no.

Keutamaan Infak di Jalan Allah dalam Tafsir Al-Qur'an

Meski rezeki itu karunia Allah dan hanya Dia yang bisa memberi atau menolak, seseorang yang berinfak disebut sebagai ‘pemberi pinjaman’ kepada Allah. Penafsiran yang disampaikan oleh KH Quraish Shihab di atas menjelaskan bahwa makna lafal hasanan yang dilekatkan pada qardhan (utang) adalah bermakna kerelaan seseorang mengorbankan hartanya dengan jalan infaq.

Orang yang demikian ini ibarat orang yang meminjami Allah dan baginya kelak dijanjikan berupa kelipatan pahala yang banyak baik di dunia maupun di akhirat. لما نزلت : ( من ذا الذي يقرض الله قرضا حسنا فيضاعفه له ) قال أبو الدحداح الأنصاري : يا رسول الله وإن الله ليريد منا القرض ؟ قال : " نعم يا أبا الدحداح " قال : أرني يدك يا رسول الله .

قال : فناوله يده قال : فإني قد أقرضت ربي حائطي . Artinya, “Ketika ayat (man dzal ladzi yuqridhulllaha qardhan hasanan fayudhâ’ifahu lahu) ini turun, terdapat seorang sahabat yang bernama Abud Dahdah dari kalangan sahabat Anshar menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh Allah telah menghendaki kita agar mengutangi-Nya?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Benar, wahai Abud Dahdâh.’ Abud Dahdâh berkata, ‘Perlihatkan tangan Anda, Wahai Rasulullah!’ Ibnu Mas’ud berkata, ‘Lalu tangan Rasulullah diraih.’ Abud Dahdâh berkata, “Aku mengutangkan tembokku kepada Tuhanku.’ Ia melanjutkan, ‘Tembok itu terdiri atas 600 pohon kurma yang Ummud Dahdâh beserta keluarganya tinggal di dalamnya.’ Ibnu Mas’ud kemudian berkata, ‘Lalu pulang Abud Dahdâh menghampiri istrinya dan memanggilnya, ‘Wahai Ummud Dahdâh!’ Sang istri menjawab, ‘Saya, suamiku.’ Abud Dahdâh berkata, ‘Keluarlah kamu! Hadits riwayat tafsir ini juga disampaikan oleh mufassir yang lain, yaitu Al-Baghawy, At-Thabary dan Al-Qurthuby.

Ada penafsiran lain terkait dengan “qardhan hasanan” berdasar hadits riwayat sahabat Umar bin Khathab dalam rupa hadits marfu’ yang sanadnya bersambung sampai Rasulullah SAW. Umar berkata هو النفقة في سبيل الله (yaitu, infaq di jalan Allah SWT). Ia berdoa lagi: “رب زد أمتي (Wahai Tuhanku!

Yang menarik dari tafsir ayat dengan ayat ini, adalah ada diksi yang disertakan dalam Surat Az-Zumar ayat 10 di atas. Dengan kata lain, makna “hasan” pada ayat itu, tidak hanya sebuah perbuatan baik yang berkonotasi akhirat, melainkan juga dunia. Jika makna ayat ternyata juga berkonotasi pada dunia, maka yang dimaksud “mengutangi Allah dengan jalan yang baik,” adalah juga bermakna memberikan pinjaman kepada sanak kerabat yang membutuhkan pinjaman, dan pinjaman itu disampaikan dengan cara yang baik karena semata mengharap ridha Allah. Adapun kewajiban yang berlaku atas orang yang meminjam adalah sebagaimana disinggung oleh Allah SWT dalam Surat Az-Zumar ayat 10, yaitu berbuat ihsân atas pinjaman yang diberikan.

Inilah pengamalan dari ihsân sebagaimana terdapat dalam hadits Jibril yang telah disinggung dalam awal tulisan ini.

Ini Ayat-Ayat Alquran tentang Keajaiban Sedekah

Ayat Tentang Infaq Dijalan Allah. Ini Ayat-Ayat Alquran tentang Keajaiban Sedekah

Liputan6.com, Jakarta - Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menurunkan banyak sekali ayat mengenai anjuran bersedekah bagi umat Islam. Selain itu, Allah juga menggambarkan balasan bagi orang yang gemar bersedekah.

Allah berfirman dalam Surat An-Nisa Ayat 114, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan sesuatu apa juga yang kamu dermakan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.".

Related Posts

Leave a reply