Menjelaskan Cara Pembagian Daging Aqiqah Dengan Benar. Aqiqah bukan sebatas penyembelihan hewan sebagai bentuk tanda syukur orang tua terhadap berkat yang diberikan Allah SWT atas kelahiran sang buah hati. Kedua, dagingnya boleh dikonsumsi sendiri dan dibagi-bagikan / disedekahkan kepada orang lain seperti kerabat, tetangga, ataupun fakir miskin.
Telah terbentuk adat dengan sendirinya bahwa daging akikah yang dibagikan pasti sudah dalam kondisi matang. Kehadiran jasa aqiqah ini sangat memudahkan orang-orang yang ingin beraqiqah tapi tidak punya waktu mengurus semuanya. Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai cara order aqiqah silahkan akses ke situs tersebut.
Demikian uraian singkat mengenai tata cara pembagian daging aqiqah dan siapa saja orang-orang yang berhak menerimanya.
Daging qurban diserahkan kepada fakir miskin dalam keadaan mentah sedangkan aqiqah boleh dalam keadaan mentah boleh juga dalam keadaan matang. Kaki belakang hewan aqiqah sunnah disedekahkan kepada bidan yang merawat bayi yang dilahirkan dan diaqiqahi itu , sedangkan pada hewan qurban tdk demikian . kaki belakang hewan qurban biasanya untuk yang berqurban sendiri.
Daging aqiqah semuanya disedekahkan tanpa kecuali (yang aqiqah tdk boleh ikut makan) sedangkan pada qurban , yang berqurban boleh ikut makan. Berikut ini adalah perbedaan lainnya, diantaranya :.
Di hari raya Idul Adha atau lebaran haji, umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban. Menyembelih hewan kurban tentunya dilakukan sesuai kemampuan tiap muslim, sehingga tak perlu memaksakan diri bagi yang memiliki keterbatasan. Sesuai hadis yang telah disebutkan, Rasulullah SAW membolehkan penyimpanan daging kurban (iddikhor) selama lebih dari tiga hari.
Maka, pembagian daging kurban juga bisa diatur sehingga tak perlu dilakukan buru-buru tepat setelah penyembelihan. Artinya: Diceritakan Salama bin Al-Aqua', Rasulullah SAW mengatakan: "Siapa saja yang menyembelih hewan qurban tidak seharusnya menyimpan daging setelah tiga hari.".
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Aqiqah merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan kepada orang tua untuk anaknya. Pertanyanya apakah daging Aqiqah itu dibagi dalam keadaan sudah dimasak atau masih mentah?
Dalam Jami-nya, Bab hal-hal yang dianjurkan dalam menyembelih aqiqah, Khallal berkata Abdul Malik al-Maimuni telah mengabarkan kepadaku bahwa dia pernah bertanya kepada Abu Abdillah, "Apakah aqiqah itu perlu dimasak, beliau menjawab "Ya". Semua itu agar orang-orang miskin dan para tetangga tidak perlu lagi repot-repot memasaknya jika Daging akikahnya sudah dimasak.
Oleh karena itu, Imam Ahmad pun berkata, "Mereka harus menanggung semua dengan memasaknya.". Selain itu, ragam makanan lain yang bisa dihidangkan untuk mengungkapkan kesyukuran aebaiknya dalam keadaan sudah dimasak juga, dalam tradisi Arab, ragam makanan yang dimaksud misalnya:. Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan, memberi makan masakan pada saat-saat seperti itu lebih utama daripada membagi-baginya dalam keadaan masih mentah.