Hari Baik Untuk Aqiqah Anak Perempuan. Syariat Islam menetapkan ada batasan waktu dalam menjalankan perintah aqiqah. JAKARTA -- Syariat Islam menetapkan ada batasan waktu dalam menjalankan perintah aqiqah. Pertama, pelaksanaan akikah adalah tujuh hari dari kelahiran bayi.
Ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim. Menurut beliau, pelaksanaan aqiqah terjadi pada hari ketujuh.
Bahkan beliau menambahkan jika tidak juga dilaksanakan pada hari itu karena faktor ekonomi, maka boleh dilakukan pada hari ke berapapun.
Sebelum mengenal Tata Cara Aqiqah anak perempuan yang benar, kamu perlu mengetahui hukumnya terlebih dahulu. Hukum aqiqah anak perempuan dan laki-laki merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
Yang artinya: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama.". Tentang makna tergadaikan dalam hadis tersebut, pendapat para ulama adalah anak yang tidak diaqiqahkan lalu meninggal dunia, maka anak itu tidak akan memberi syafaat bagi kedua orang tuanya. Hukum aqiqah anak adalah sunah muakkad menurut jumhur ulama.
Dalam tata cara aqiqah sesuai sunah Rasulullah, waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah di hari ke-7 setelah kelahiran bayi. Sedangkan jika bayi dilahirkan pada waktu malam, tidak termasuk dalam hitungan. Namun ada juga sebagian yang menggunakan tata cara waktu aqiqah pada hari ke-14 atau ke-21 hari setelah kelahiran bayi.
Menurut Mazhab Syafi’i, aqiqah tetap dapat dilaksanakan setelah melewati hari ke tujuh kelahiran bayi. Jika anak meninggal dunia sebelum aqiqah, Mazhab Syafi’i tetap menganjurkan aqiqah walaupun anak tersebut telah meninggal dunia sebelum hari ke tujuh.
Umat Islam biasanya melakukan aqiqah untuk menunjukkan rasa syukur atas kehadiran Si Kecil di muka Bumi. Orangtua yang dianggap mampu secara finansial diminta menyembelih kambing saat aqiqah. Jumlah hewan yang disembelih freepik.com/freepik Tata cara aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan biasanya sama.
Artinya, kambing harus berkualitas, sehat, tidak cacat, dan bebas dari segala penyakit. Waktu pelaksanaan aqiqah Dari Samurah bin Jundab, Rasulullah bersabda: “Semua anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelihkan hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” Para ulama berpendapat bahwa waktu aqiqah yang dianjurkan adalah 7 hari setelah kelahiran bayi. Muslim yang kondisi ekonominya buruk, terlepas dari kewajiban untuk menyelenggarakan aqiqah. Ini dilakukan agar hikmah yang terkandung adalah tafa’ul atau berharap akan keselamatan tubuh serta anggota badan dari anak tersebut.
Sementara itu, sisanya dibagikan kepada saudara, tetangga, dan fakir miskin. Hal ini seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT: “Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang”.
Atau, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala karunia dan rezeki yang telah diberikan. Setelah Allah menurunkan agama Islam, maka kami diperintahkan untuk menyembelih kambing dan mencukur rambutnya serta melumurinya dengan minyak za'faran (HR.
Sedangkan untuk waktu pelaksanaannya, Irsyad mengatakan, biasanya dilakukan pada hari ketujuh dari kelahiran bayi. Diriwayatkan Samurah bin Jundub Ra, Rasulullah Saw bersabda, "Setiap bayi digadaikan oleh aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hati ketujuh, lalu dicukur dan diberi nama.".
Sementara beberapa ulama seperti Imam Laits dan Hasan Al-Bashri berpendapat bahwa hukum aqiqah adalah wajib dilaksanakan. Namun pendapat mereka dianggap sangat lemah dan ditolak oleh sebagian besar ulama, Bunda. Sementara itu, Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi Lc dalam buku Tahapan Mendidik Anak Tauladan Rasulullah, menyebut faidah aqiqah lainnya yakni mengokohkan tuntunan yang disyariatkan dan sekaligus memerangi khurafat (mistik) jahiliyyah.
Selain membahas aqiqah, simak juga yuk aturan menjemur bayi baru lahir dalam video berikut:.
- Setelah bayi dilahirkan, salah satu hal yang kemudian langsung disiapkan Bunda adalah memotong rambutnya. Selain bermaksud 'membersihkan' bayi, kegiatan ini juga diatur dengan cermat dalam Islam lho, Bun.Dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI, ada beberapa adab untuk menyambut bayi yang baru lahir, diantaranya ialah aqiqah dan mencukur rambut bayi. Rasulullah SAW bersabda:"Seorang anak yang baru lahir tergadai dengan aqiqahnya, disembelih darinya (kambing) pada hari ketujuh kelahirannya, dicukur rambutnya dan diberi nama," (HR.
Bukhari)Makna buanglah kotoran darinya adalah mencukur rambut bayi, Bun. Mencukur rambut bayi bisa dilakukan sebelum atau setelah aqiqah.
Ini karena pada dasarnya, hukum mencukur rambut di hari ketujuh setelah kelahiran adalah sunnah muakkad (baik untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan), bukan wajib.Setelah mencukur rambut bayi, disunnahkan untuk bersedekah seberat rambut yang dicukur dengan emas atau perak. Yang terpenting, ketentuan bersedekah ini boleh dilakukan kapan saja, karena tidak ada dalil yang membatasi harinya, hanya saja lebih afdhol jika dilakukan segera setelah mencukur rambut.Dalam pelaksanaan cukur rambut juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, Bun. "Dengan hal tersebut kita membuang rambut yang jelek atau lemah dengan rambut yang kuat dan lebih bermanfaat bagi kepala. Selain itu juga lebih meringankan bagi si bayi. Dan hal tersebut berguna untuk membuka lubang pori-pori yang ada di kepala supaya gelombang panas bisa keluar melaluinya dengan mudah, di mana hal tersebut sangat bermanfaat untuk menguatkan indera penglihatan, penciuman, dan pendengaran bayi," tulis Tim Konsultasi Syariah Ditjen Bimas Islam dalam situs tersebut.Tes daya serap popok di video ini yuk, Bun:.