Pelaksanaan Penyembelihan Hewan Aqiqah Adalah Berkenaan Dengan Adanya Peristiwa. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University , sebuah universitas terkemuka di Jerman. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih. Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali! Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan). Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal.
Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit.
Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan dari Ummu Karaz Al Ka’biyah bahwa ia bertanya kepada rasulullah tentang akikah. Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa agama Islam membedakan antara akikah anak laki-laki dan anak perempuan, maka jawabannya adalah bahwa seorang muslim, ia berserah diri sepenuhnya pada perintah Allah SWT, meskipun ia tidak tahu hikmah akan perintah tersebut, karena akal manusia terbatas.
Seperti dalam definisi tersebut di atas, bahwa akikah adalah menyembelih kambing pada hari ketujuh semenjak kelahiran seorang anak, sebagai rasa syukur kepada Allah. Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa akikah hanya boleh dengan menggunakan kambing saja, sesuai dalil-dalil yang datang dari Rasulullah ﷺ.
Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan akikah oleh orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih akikah dari dirinya sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: "...dan bila tidak diakikahi oleh ayahnya kemudian dia mengakikahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa.".
REPUBLIKA.CO.ID, Akikah merupakan salah satu sunat muakkadah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW kepada orang tua atas anak-anaknya. Melalui kedua cucunya dari anaknya Fatimah, Hasan dan Husein, Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan kepada umat Muslim perihal pelaksanaan akikah.
Hal ini ditegaskan dalam sejumlah riwayat yang menyatakan, setiap anak laki-laki harus diberikan sembelihan dua ekor kambing. Imam Malik lebih suka memilih domba sesuai dengan pendapatnya tentang binatang kurban. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya pertentangan antara hadis-hadis mengenai akikah dan kias. Sedangkan, mengenai jumlah hewan yang harus disembelih, mayoritas ulama berpendapat minimal satu ekor, baik untuk laki-laki ataupun perempuan. Perihal jenis dan jumlah hewan untuk akikah ini telah diterangkan dalam sejumlah hadis. Hadis lainnya yang menjelaskan mengenai hewan sembelihan akikah ini adalah dari Aisyah RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Bayi laki-laki diakikahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.".
Menurut Botutihe (2003:48) dalam bukunya Tata Upacara Adat Gorontalo bahwa hakikat mohuntingo adalah sebagai berikut. Bayi perempuan yang berumur enam bulan yang akan diaqiqah boleh digabungkan dengan mandi lemon (mopolihu lo limu) dalam waktu satu hari, akan tetapi acara aqiqah (mohuntingo) dan mandi lemon (mopolihu lo limu) tidak boleh digabungkan jika bayi masih berumur tiga bulan, waktunya dilaksanakan secara terpisah.
Ditinjau dari makna bahasa seperti pada syair tinilo maupun benda-benda adat memiliki nilai-nilai yang mendidik. Dapat disimpulkan bahwa mohuntingo merupakan satu keharusan adat, serta mengandung pendidikan kesehatan, keagamaan untuk dijadikan landasan bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
Mohuntingo idntik dengan mongakiki (aqiqah) yaitu peristiwa penyembelihan hewan (kambing) pada hari mencukur rambut anak yang baru dilahirkan. Adapun binatang yang di potong untuk (Aqiqah) atau Tinilo Mohuntingo syarat –syaratnya sebagai berikut :.
Mohunringo merupakan bagian dari menjalankan syare’at Islam yang di Gorontalo dipahami sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip adat yang dikenal dengan “adati hula-hula’a to sara’a, sara’a hula-hula’a to kuru;ani atau adat bersendikan syara, dan syara’ bersendikan al-qur’an, oleh sebab itu setiap anggota masyarakat suku Gorontalo sebagai Muslim sejati, wajib melaksanakannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap anak yang baru lahir tergadai (menjadi tanggungan) dengan akikahnya sampai disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur dan diberi nama.”. Dan ritual ibadah itu di masa kini, telah disempurnakan oleh Allah melalui Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Salah satu tradisi yang berlangsung sejak dahulu dan juga dipraktikkan oleh Rasulullah SAW, adalah akikah. Akikah dalam istilah agama berarti penyembelihan hewan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas anugerahnya, dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Kendati tidak banyak literatur yang menyebutkan, kemungkinan tradisi akikah ini berakar dari sejarah kurban Nabi Ibrahim AS. Cara yang mereka lakukan adalah dengan menyembelih kambing, lalu darahnya diambil dilumuri ke kepala sang bayi.
Maka, setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi, dan melumurinya dengan minyak wangi.". Dalam sejarah Islam tercatat bahwa Nabi Muhammad SAW juga menggelar akikah untuk kedua cucunya dari anaknya Fatimah, Hasan dan Husein. Pendapat ini didasarkan pada sabda Nabi SAW, "Barang siapa di antara kamu ingin bersedekah buat anaknya, bolehlah ia berbuat.".