Aqiqah Menurut Ahlussunnah Wal Jamaah. Liputan6.com, Jakarta Tata cara aqiqah sesuai sunnah rasul tentunya harus diketahui oleh orangtua. Apalagi kelahiran sang buah hati merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua. Sebagai bentuk rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya ialah dengan menggelar aqiqah. Makna pertama adalah memotong rambut bayi yang baru lahir. menurut istilah, aqiqah adalah proses pemotongan hewan ternak pada hari ke tujuh setelah bayi dilahirkan. Penyembelihan hewan ternak saat aqiqah dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/12/2019) tata cara aqiqah sesuai sunnah rasul yang harus dipahami umat Islam.
Aqiqahan ialah mengundang tetangga untuk membacakan ayat Al-Quran, zikir, atau maulid Barzanji yang kemudian memotong sedikit rambut bayi oleh sejumlah undangan secara bergantian saat mahallul qiyam. Kata ahli fiqih, aqiqah ialah hewan sembelihan yang dimasak gulai kemudian disedekahkan kepada orang fakir dan miskin. Yang jelas, pembelian hewan itu tidak menggunakan harta orang lain termasuk istrinya atau anaknya. Adapun aqiqah anak zina ditanggung oleh ibu dengan cara sembunyi agar tidak membuka aibnya. Ketentuan aqiqah bagi anak-anak yang sudah balig atau bahkan dewasa, diterangkan Syekh Nawawi Banten dalam kitab Tausyih ala Fathil Qaribil Mujib berikut,. Sementara agama memberikan pilihan kepada seseorang yang sudah balig untuk mengaqiqahkan dirinya sendiri atau tidak.
Tetapi baiknya, ia mengaqiqahkan dirinya sendiri untuk menyusul sunah aqiqah yang luput di waktu kecilnya.”. Singkat kata, mereka menanggung sendiri kebutuhan hidupnya, dosa dan pahala yang dilakukan, termasuk untung maupun rugi kalau berusaha.
“Jika belum diaqiqahi atasmu, maka aqiqahkanlah atas dirimu, meskipun kamuseorang lelaki dewasa.” Lihat Kitab Al Muhalla, 2/204 dan Syarh As Sunnah, 11/264. Dinukilkan dari Imam Ahmad bahwasanya ia lebih baik jika belum diaqiqahi seseorang dimasa kecilnya maka ia mengaqiqahkan atas dirinya ketika dirinya sudah besar, beliau juga berkata: “Jika dilakukan oleh seseorang maka aku tidak membencinya.” Lihat kitab Tuhfat Al Mawdud Bi Ahkam Al Mawlud, (hal. “Pasal ke 19: Hukum siapa yang belum diaqiqahi atasnya kedua orantunya, apakah ia mengaqiqahi dirinya jika sudah baligh, berkata Al Khallal: “Bab Anjuran bagi siapa yang belum diaqiqahi atasnya semasa kecil, maka ia boleh mengaqiqahi atas dirinya sendiriketika dewasa.
Ahmad dan para penulis kitab Sunan, dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang shahih. الأفضل يوم سابعه، هذا هو الأفضل المنصوص عليه، فإن تأخرت عن ذلك فلا بأس بذلك ولا حد لآخر وقتها إلا أن بعض أهل العلم يقول : إذا كبر المولود يفوت وقتها، فلا يرى العقيقة عن الكبير، والجمهور على أنه لا مانع من ذلك حتى ولو كبر.
Aqiqah adalah sunnah Rasul yang didefinisikan sebagai penyembelihan hewan dalam rangka penebusan seorang anak. Sebab, sebagaimana sabda Nabi saw dalam hadits riwayat Abu Dawud nomor 1522, tubuh seorang anak itu tergadaikan sampai ia diaqiqahi:. Hewan yang disembelih dalam Aqiqoh ialah dua ekor kambing bagi anak lelaki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan. Allâhumma innî u’îdzuhâ bika wa dzurriyyatahâ minasy syaithânir rajîm. “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarganya dari setan yang terkutuk.”.
Pangkep Jum’at (8/2) atas seorang bayi perempuan dengan nama Anindyanari Lintang Amala, putrid campuran Jawa-Makassar yang diaqiqahi pada hari ketujuh kelahirannya. Sebagai anak yang masih memiliki darah bangsawan suku Makassar, ia diwajibkan untuk menyediakan 29 bibit kelapa.
Terdapat pesan moral yang penting bahwa segala sesuatu telah dipersiapkan bagi kehidupan bayi dalam perspektif jangka panjang dan tidak merusak alam. Perubahan dari masyarakat agraris dengan kepemilikan tanah yang luas tentu tidak mengalami masalah dalam menjalankan tradisi ini.
Ditambah pula dengan dua buah pala yang berisi pengharapan agar bayi tersebut bisa bermanfaat bagi orang lain. Tamu-tamu juga turut melihat si kecil yang kini telah menjadi anggota baru dalam keluarga tersebut.Sayangnya, kekayaan tradisi dan kearifan lokal ini seringkali kurang dipahami maknanya secara utuh.
Masyarakat hanya melaksanakan apa yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya tanpa memahami makna dan filosofinya.
Meskipun kita tidak wajib mengetahui hikmahnya, namun sudah jelas terdapat kebaikan dan keberkahan di dalam mengamalkannya. Dengan maksud untuk ikut menyebarkan sunnah serta membantu para orang tua dalam mengetahui tata cara aqiqah yang benar sesuai petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kami merangkum pembahasan terkait tata cara aqiqah sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu mari kita pelajari tata cara aqiqah sesuai Al Qur’an dan Sunnah agar menjadi amal shalih yang bermanfaat di akhirat kelak. Terdapat atsar bahwa ketika lahir anak laki-laki Abdurrahman bin Abi Bakr ash-Shiddiq maka dikatakan kepada Aisyah radhiallahu ‘anha, ummul mukminin, “Aqiqahilah ia dengan (menyembelih) unta!” Aisyah berkata, “Aku berlindung kepada Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi, sahabat Anas radhiallahu anhu di sini tidak menyebutkan apakah itu adalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ucapannya atau bukan. Hal ini dengan dalil hadits Ummu Kurz Al Ka’biyyah beliau berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:. Hanya saja, dibagikan dalam keadaan matang tentu lebih baik karena tidak merepotkan para tetangga dan orang-orang miskin untuk memasaknya. Aqiqah akan melepaskan anak dari statusnya yang tergadaikan sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,.
Aqiqah dilakukan dengancara menyembelih binatang ternak lalu dibagikan kepada kerabat dan tetangga.Nah, satu hal yang sering menjadi pertanyaan, sebenarnya bagaimana sih aqiqahmenurut islam? Sedangkan menurut istilah, aqiqah merupakan prosespemotongan hewan sembelihan pada hari ke tujuh setelah bayi dilahirkan sebagaiwujud rasa syukur kepada Allah SWT. Dalam artian, apabila seseorang mampu (mempunyaiharta yang cukup) maka dianjurkan mengaqiqah anaknya saat masih bayi. Dengan berpatokan pada hadist diatas,beberapa ulama (seperti Imam Laits dan Hasan Al-Bashri) berpendapat bahwa hukumaqiqah adalah wajib untuk dilakukan.
Mereka menafsirkan dalil diatas bahwaseorang anak tidak bisa memberikan syafaat kepada orang tuanya sebelum merekadiaqiqah, maka itu hukumnya menjadi wajib. : “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” (Hadits shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad , Ad Darimi).
Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, Rasulullah bersabda : “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” (Hadits Riwayat Bukhari). Mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia lahirnya seorang anak sebagai penerus dalam keluarganya (baca: Manfaat ucapan Alhamdulillah).
Ustadz Muhammad Ajib MA dalam bukunya Fiqih Aqiqah Perspektif Mazhab Syafii menjelaskan, hukum aqiqah menurut sebagian ulama atau jumhur ulama yakni sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat diutamakan (semi wajib). Para ulama madzhab Syafiiy mensunnahkan bagi yang mengaqiqahi anaknya untuk ikut serta hadir menyaksikan proses penyembelihan hewan aqiqah. Berikut Tata Cara Penyembelihan Hewan Aqiqah / Qurban Sesuai Ajaran Islam.
Bagi penyembelih atau tukang jagal hewan aqiqah / qurban disunnahkan menghadap ke kiblat. Saya (Imam As-Syafii) menyukai agar sembelihan dilakukan dengan menghadapkannya ke arah kiblat (Al-Hawi: 15/94). Imam an-Nawawi (w. 676 H) rahimahullah dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa membaca basmalah ketika menyembelih hukumnya mustahab (sunnah).