Acara Aqiqah Diawali Dengan Pembacaan. Bahkan pendapat yang mengatakan aqiqah bisa dilaksanakan saat hari ke-14 atau ke-21 pun masih rendah, yang jelas Rasulullah SAW mengajurkan kita agar menyegerakan ibadah aqiqah saat hari ke-7 agar amalan kita segera diterima Allah SWT. ​Dalam tata cara aqiqah menurut islam, hewan yang menjadi syarat untuk sembelih aqiqah adalah hewan yang memiliki kriteria sama dengan hewan qurban.

​Pembagian Daging Hewan Aqiqah. ​Pemberian Nama Anak Saat Aqiqah.

Dalam tata cara aqiqah menurut islam saat menyelenggarakan aqiqah, kamu disunnahkan pula untuk melakukan cukur rambut dan memberikan nama baik kepada anak yang baru lahir. Dalam tata cara aqiqah menurut islam tidak ada hadits yang menjelaskan bahwa harus mencukur rambut anak atau tidak, yang jelas pencukuran ini harus dilakukan secara merata.

Artinya : “Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud).

Tradisi Pembacaan Barzanji di Indonesia, dari Mana Asalnya

Acara Aqiqah Diawali Dengan Pembacaan. Tradisi Pembacaan Barzanji di Indonesia, dari Mana Asalnya

Pembacaan kitab Barzanji ini biasanya dilakukan dalam setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabi’ul Awal. Dalam artikelnya yang berjudul “Tradisi, Sunnah & Bid’ah: Analisa Barzanji Dalam Perspektif Cultural Studies”, Wasisto Raharjo Jati menjelaskan bahwa tradisi Barzanji ini sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW masih hidup, yang esensinya untuk menghaturkan pujian kepada beliau. Hal ini tampak dalam kitab Barzanji, Burdah, dan Syaraf al Anam yang beredar sampai sekarang. Dengan adanya pedoman hadits ini, maka kemudian Barzanji marak dilakukan oleh kalangan masyarakat NU pada khususnya.

TRADISI PEMBACAAN BARZANJI (MABBARSANJI) DI KALANGAN

Acara Aqiqah Diawali Dengan Pembacaan. TRADISI PEMBACAAN BARZANJI (MABBARSANJI) DI KALANGAN

Download (5MB) | Preview Text (TRADISI PEMBACAAN BARZANJI (MABBARSANJI) DI KALANGAN MASYARKAT BUGIS KELURAHAN UJUNG, KECAMATAN LILIRILAU, KABUPATEN SOPPENG, SULAWESI SELATAN (STUDI LIVING HADIS)). Tradisi pra-Islam yang ada di Sulawesi-Selatan sangat melekat pada diri orang-orang yang ada di Sulawesi Selatan khususnya orang-orang suku Bugis yang menganut agama lokal. Tradisi tersebut merupakan tradisi yang telah melalui proses Islamisasi sejak Islam masuk di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-17 M. Pada penelitian ini penulis menitik fokuskan pada tradisi mabbarasanji di kalangan masyarakat Bugis yang ada di kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

Dengan menggunakan ketiga teori tersebut dapat diketahui bahwa tradisi mabbarasanji tidak lepas dari sejarah proses penyebaran agama Islam yang ada di Sulawesi Selatan yang disebarkan oleh ulama-ulama keturunan Bugis dengan memadukan tradisi yang awalnya di luar dari unsur-unsur agama Islam kemudian mengalami akulturasi dan perpaduan antara prinsip pangaderreng‟ dengan unsur-unsur dalam agama Islam. adapun makna dan nilai yang terkandung dalam praktek mabbarasanji tersebut yang dipahami oleh masyarakat sangat sakral sehingga masih dan akan terus dilaksanakan salah satunya karena merupakan sebuah warisan budaya dan terkandung erat di dalamnya nilai-nilai keIslaman terutaman nilai-nilai Islam yang ada dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

Related Posts

Leave a reply